Kerajaan Ternate dan penjelasannya

Tugas Sejarah:
Kerajaan Ternate
Oleh kelompok 9:
Nama:
1.Fadlan
2.N F
3.N T H
4.T Z F



Definisi Umum Kerajaan Ternate
Kesultanan Ternate atau juga dikenal dengan Kerajaan Gapi adalah salah satu dari 4 kerajaan Islam di Kepulauan Maluku dan merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Nusantara. Didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada tahun 1257. Kesultanan Ternate memiliki peran penting di kawasan timur Nusantara antara abad ke-13 hingga abad ke-17. Kesultanan Ternate menikmati kegemilangan di paruh abad ke-16 berkat perdagangan rempah-rempah dan kekuatan militernya. Pada masa jaya kekuasaannya membentang mencakup wilayah Maluku, Sulawesi bagian utara, timur dan tengah, bagian selatan kepulauan Filipina hingga sejauh Kepulauan Marshall di Pasifik.

Sejarah berdirinya Ternate
Sigi Lamo, masjid peninggalan Kesultanan Ternate.







Pulau Gapi (kini Ternate) mulai ramai di awal abad ke-13. Penduduk Ternate awal merupakan warga eksodus dari Halmahera. Awalnya di Ternate terdapat 4 kampung yang masing-masing dikepalai oleh seorang momole (kepala marga). Merekalah yang pertama–tama mengadakan hubungan dengan para pedagang yang datang dari segala penjuru mencari rempah–rempah. Penduduk Ternate semakin heterogen dengan bermukimnya pedagang  Arab,  Jawa, Melayu  dan  Tionghoa. Oleh karena aktivitas perdagangan yang semakin ramai ditambah ancaman yang sering datang dari para perompak maka atas prakarsa Momole Guna pemimpin Tobona diadakan musyawarah untuk membentuk suatu organisasi yang lebih kuat dan mengangkat seorang pemimpin tunggal sebagai raja.
Tahun 1257 Momole Ciko pemimpin Sampalu terpilih dan diangkat sebagai kolano (raja) pertama dengan gelar Baab Mashur Malamo (1257-1272). Kerajaan Gapi berpusat di kampung Ternate, yang dalam perkembangan selanjutnya semakin besar dan ramai sehingga oleh penduduk disebut juga sebagai Gam Lamo atau kampung besar (belakangan orang menyebut Gam Lamo dengan Gamalama). Semakin besar dan populernya Kota Ternate, sehingga kemudian orang lebih suka mengatakan kerajaan Ternate daripada kerajaan Gapi. Di bawah pimpinan beberapa generasi penguasa berikutnya, Ternate berkembang dari sebuah kerajaan yang hanya berwilayahkan sebuah pulau kecil menjadi kerajaan yang berpengaruh dan terbesar di bagian timur Indonesia khususnya Maluku.
Tak ada sumber yang mengenai awal kedatangan Islam di Maluku Utara di Ternate. Namun sejak awal berdirinya kerajaan Ternate masyarakat Ternate telah mengenal Islam. Beberapa raja awal Ternate sudah menggunakan nama Islam. Hanya dapat dipastikan bahwa keluarga kerajaan Ternate resmi memeluk Islam pertengahan abad ke-15.

Kolano Marhum (1465-1486), penguasa Ternate ke-18 adalah raja pertama yang diketahui memeluk Islam bersama seluruh kerabat dan pejabat istana. Pengganti Kolano Marhum adalah puteranya, Zainal Abidin (1486-1500). Beberapa langkah yang diambil Sultan Zainal Abidin adalah meninggalkan gelar kolano dan menggantinya dengan sultan, Islam diakui sebagai agama resmi kerajaan, syariat Islam diberlakukan, dan membentuk lembaga kerajaan sesuai hukum Islam dengan melibatkan para ulama. Kemudian diikuti kerajaan lain di Maluku secara total, hampir tanpa perubahan. Ia juga mendirikan madrasah yang pertama di Ternate. Sultan Zainal Abidin pernah memperdalam ajaran Islam dengan berguru pada Sunan Giri di pulauJawa. Di sana dia dikenal sebagai Sultan Bualawa (Sultan Cengkih).

Ngara Lamo, gerbang Istana Kesultanan Ternate pada tahun 1910-an.



Pemimpin Kesultanan Ternate
Pada masa–masa awal suku Ternate dipimpin oleh para momole. Setelah membentuk kerajaan jabatan pimpinan dipegang seorang raja yang disebut kolano. Mulai pertengahan abad ke-15, Islam diadopsi secara total oleh kerajaan dan penerapansyariat Islam diberlakukan. Sultan Zainal Abidin meninggalkan gelar kolano dan menggantinya dengan gelar sultan. Para ulamamenjadi figur penting dalam kerajaan.
Kolano dan Sultan Ternate
Masa jabatan
Baab Mashur Malamo
1257 - 1277
Jamin Qadrat
1277 - 1284
Komala Abu Said
1284 - 1298
Bakuku (Kalabata)
1298 - 1304
Ngara Malamo (Komala)
1304 - 1317
Patsaranga Malamo
1317 - 1322
Cili Aiya (Sidang Arif Malamo)
1322 - 1331
Panji Malamo
1331 - 1332
Syah Alam
1332 - 1343
Tulu Malamo
1343 - 1347
Kie Mabiji (Abu Hayat I)
1347 - 1350
Ngolo Macahaya
1350 - 1357
Momole
1357 - 1359
Gapi Malamo I
1359 - 1372
Gapi Baguna I
1372 - 1377
Komala Pulu
1377 - 1432
Marhum (Gapi Baguna II)
1432 - 1486
1486 - 1500
1500 - 1522
1522 - 1529
1529 - 1533
1533 - 1534
1535 - 1570
1570 - 1583
Said Barakat Syah
1583 - 1606
Mudaffar Syah I
1607 - 1627
Hamzah
1627 - 1648
Mandarsyah
1648 - 1650 (masa pertama)
Manila
1650 - 1655
Mandarsyah
1655 - 1675 (masa kedua)
Sibori
1675 - 1689
Said Fatahullah
1689 - 1714
Amir Iskandar Zulkarnain Syaifuddin
1714 - 1751
Ayan Syah
1751 - 1754
Syah Mardan
1755 - 1763
Jalaluddin
1763 - 1774
Harunsyah
1774 - 1781
Achral
1781 - 1796
Muhammad Yasin
1796 - 1801
Muhammad Ali
1807 - 1821
Muhammad Sarmoli
1821 - 1823
Muhammad Zain
1823 - 1859
Muhammad Arsyad
1859 - 1876
Ayanhar
1879 - 1900
Muhammad Ilham (Kolano Ara Rimoi)
1900 - 1902
Haji Muhammad Usman Syah
1902 - 1915
Iskandar Muhammad Jabir Syah
1929 - 1975
1975 – 2015

Kedatangan Portugal dan Perang Saudara.
Pada masa pemerintahan Sultan Bayanullah (1500-1521), Ternate semakin berkembang, rakyatnya diwajibkan berpakaian secara islami, teknik pembuatan perahu dan senjata yang diperoleh dari orang Arab dan Turki digunakan untuk memperkuat pasukan Ternate. Pada masa ini pula datang orang Eropa pertama di Maluku, Loedwijk de Bartomo (Ludovico Varthema) tahun 1506.
Sultan Bayanullah wafat meninggalkan pewaris-pewaris yang masih sangat belia. Janda sultan, permaisuri Nukila dan Pangeran Taruwese, adik almarhum sultan bertindak sebagai wali. Permaisuri Nukila yang asal Tidore bermaksud menyatukan Ternate dan Tidore dibawah satu mahkota yakni salah satu dari kedua puteranya, Pangeran Hidayat (kelakSultan Dayalu) dan pangeran Abu Hayat (kelak Sultan Abu Hayat II). Sementara pangeran Tarruwese menginginkan tahta bagi dirinya sendiri.
Portugal memanfaatkan kesempatan ini dan mengadu domba keduanya hingga pecah perang saudara. Kubu permaisuri Nukila didukung Tidore sedangkan pangeran Taruwese didukung Portugal. Setelah meraih kemenangan pangeran Taruwese justru dikhianati dan dibunuh Portugal. Gubernur Portugal bertindak sebagai penasihat kerajaan dan dengan pengaruh yang dimiliki berhasil membujuk dewan kerajaan untuk mengangkat pangeran Tabariji sebagai sultan. Tetapi ketika Sultan Tabarijimulai menunjukkan sikap bermusuhan, ia difitnah dan dibuang ke Goa, India. Di sana ia dipaksa Portugal untuk menandatangani perjanjian menjadikan Ternate sebagai kerajaan Kristen dan vasal kerajaan Portugal, namun perjanjian itu ditolak mentah-mentah oleh Sultan Khairun (1534-1570)

Pengusiran Portugal
Tak ingin menjadi Malaka kedua, sultan Khairun mengobarkan perang pengusiran Portugal. Kedudukan Portugal kala itu sudah sangat kuat, selain memiliki benteng dan kantong kekuatan di seluruh Maluku mereka juga memiliki sekutu–sekutu suku pribumi yang bisa dikerahkan untuk menghadang Ternate. Dengan adanya Aceh dan Demak yang terus mengancam kedudukan Portugal di Malaka, Portugal di Maluku kesulitan mendapat bala bantuan hingga terpaksa memohon damai kepada Sultan Khairun. Secara licik gubernur Portugal, Lopez de Mesquita mengundang Sultan Khairun ke meja perundingan dan akhirnya dengan kejam membunuh sultan yang datang tanpa pengawalnya.
Pembunuhan Sultan Khairun semakin mendorong rakyat Ternate untuk menyingkirkan Portugal, bahkan seluruh Maluku kini mendukung kepemimpinan dan perjuangan Sultan Baabullah (1570-1583), pos-pos Portugal di seluruh Maluku dan wilayah timur Indonesia digempur. Setelah peperangan selama 5 tahun, akhirnya Portugal meninggalkan Maluku untuk selamanya pada tahun 1575.



Kedatangan Belanda
Kekalahan demi kekalahan yang diderita memaksa Ternate meminta bantuan Belanda pada tahun 1603. Ternate akhirnya berhasil menahan Spanyol namun dengan imbalan yang amat mahal. Belanda akhirnya secara perlahan-lahan menguasai Ternate. Pada tanggal 26 Juni 1607 Sultan Ternate menandatangani kontrak monopoli VOC di Maluku sebagai imbalan bantuan Belanda melawan Spanyol. Pada tahun 1607 pula Belanda membangun benteng Oranje di Ternate yang merupakan benteng pertama mereka di nusantara.
Semakin lama cengkeraman dan pengaruh Belanda pada Ternate semakin kuat. Belanda dengan leluasa mengeluarkan peraturan yang merugikan rakyat lewat perintah sultan. Sikap Belanda yang kurang ajar dan sikap sultan yang cenderung manut menimbulkan kekecewaan semua kalangan. Sepanjang abad ke-17, setidaknya ada 4 pemberontakan yang dikobarkan bangsawan Ternate dan rakyat Maluku.
Dalam usianya yang kini memasuki usia ke-750 tahun, Kesultanan Ternate masih tetap bertahan meskipun hanya sebatas simbol budaya.


Raja ternate ke 48




Posted by Fadlan Mumtaz
Fadlan Mumtaz Updated at: Thursday, February 02, 2017

Logo SMA Negeri Sekota Depok

Berikut adalah logo dari Seluruh SMAN di Kota Depok:



SMA 1 Depok:



SMA 2 Depok:



SMA 3 Depok:


SMA 4 Depok:



SMAN 5 Depok:



SMAN 6 Depok:


SMAN 7 Depok:


SMAN 8 Depok:




SMAN 9 Depok:



SMAN 10 Depok:



SMAN 11 Depok:

SMAN 12 Depok:



SMAN 13 Depok:
Posted by Fadlan Mumtaz
Fadlan Mumtaz Updated at: Monday, January 30, 2017

Sultanate of Ternate

Sultanate of Ternate

Sultanate of Ternate or also known as the Kingdom Gapi is one of four Islamic kingdom in the Maluku Islands and is one of the oldest Islamic kingdom in the archipelago. Founded by Baab Mashur Malamo in 1257. Sultanate of Ternate has an important role in the eastern part of the archipelago between the 13th century until the 17th century. Sultanate of Ternate enjoy the glories half of the 16th century thanks to the spice trade and military power. In the heyday of his power extends include Maluku, Sulawesi, northern, eastern and central southern part of the Philippine archipelago as far as the Marshall Islands in the Pacific.


Origin

Gapi Island (now Ternate) started bustling in the early 13th century. Ternate initial population is a national exodus of Halmahera. Initially there are four villages in Ternate, each headed by a momole (clan head). They were the first to make contact with the traders who come from all directions in search of spices. Ternate increasingly heterogeneous population with bermukimnya Arab traders, Javanese, Malay and Chinese. Therefore, trading activity is increasingly crowded plus threats often come from the pirates then initiated Momole Guna Tobona leaders held deliberations to form a stronger organization and appoint a single leader as king.

1257 Momole Ciko Sampalu leaders elected and appointed Kolano (king) with a first degree Mashur Malamo Baab (1257-1272). Gapi kingdom centered in the village of Ternate, in the subsequent development of increasingly large and crowded that people called also as Gam Lamo or large village (later the call Gam Lamo with Gamalama). The greater and the popularity of Ternate, so then people would rather say that the kingdom of Ternate than Gapi kingdom. Under the leadership of the next several generations of rulers, Ternate grown from a kingdom just berwilayahkan a small island kingdom became influential and the largest in the eastern part of Indonesia, particularly the Moluccas.



The structure of the Kingdom

In the early days of Ternate tribe led by momole. After forming the kingdom of leadership positions held by a king called Kolano. Starting in the mid-15th century, Islam was adopted in total by the kingdom and the application of Islamic law is enforced. Sultan Zainal Abidin leave Kolano title and replace it with the title of sultan. The scholars became an important figure in the kingdom.

After the sultan as supreme leader, there are positions jogugu (prime minister) and fala raha as advisors. Fala raha or four homes are the four noble clans that became the backbone of the empire as a representation of the momole in the past, each headed by a kimalaha. They are Marasaoli, Tomagola, Tomaito and Tamadi. High-ranking officers sultanate generally derived from these clans. When a sultan has no heir then the successor selected from one clan. Furthermore, there are positions - other positions Bobato Nyagimoi se Tufkange (Council 18), Sabua Raha, Capita Lau, Salahakan, Sangaji, etc.


Moloku Kie Raha
In addition to Ternate, in the Moluccas there are also at least three other kingdoms which have the effect that Tidore Sultanate, the Sultanate Jailolo, and Bacan islands. These kingdoms are rivals in gaining hegemony Ternate in the Moluccas. Thanks to the spice trade Ternate enjoyed impressive economic growth, and to strengthen its hegemony in the Moluccas, Ternate was expanding. This has led to resentment and jealousy enlarge another kingdom in the Maluku Ternate regard as a common enemy to trigger a war.

In order to stop the protracted conflict, the Sultan of Ternate 7th Kolano Cili Aiya also called Arif Malamo Kolano Sida (1322-1331) kings Maluku invite others to make peace and to consult formed an alliance. This alliance became known as Moti Persekutan or Motir Verbond. Important points of this meeting in addition to the establishment of a partnership is uniformity in the institutional form of the kingdom in Maluku. Therefore, this meeting was attended by four kings Maluku strongest it is also known as communion Moloku Kie Raha (Four Mountains Maluku).


The arrival of Portugal and the Civil War

In the reign of Sultan Bayanullah (1500-1521), Ternate is growing, people are required to dress Islamically, boat building techniques and weapons obtained from Arabs and Turks used to reinforce Ternate. In this period also came the first Europeans in the Moluccas, Loedwijk de Bartomo (Ludovico Varthema) in 1506.

1512 Portugal for the first time set foot in Ternate under the leadership of Francisco Serrao, with the consent of the sovereign, Portugal allowed to set up trading posts in Ternate. Portugal came not solely to trade but to controlling the trade in spices, nutmeg and cloves in the Moluccas. For that first they have to conquer Ternate.

Sultan Bayanullah died leaving heirs who are still very young. Sultan's widow, the Queen and Prince Taruwese Nukila, brother of the deceased sultan acted as regent. Nukila empress whose origin Tidore Ternate and Tidore uniting under one crown which is one of his two sons, Prince Hidayat (later Sultan Dayalu) and prince of Abu Hayat (later Sultan Abu Hayat II). While the prince Tarruwese wants the throne for himself.

Portugal take advantage of this opportunity and pitting them until civil war broke out. Kubu consort prince Nukila supported Tidore while Taruwese supported Portugal. After winning the prince Taruwese actually betrayed and murdered Portugal. Governor Portugal acted as a royal advisor and the impact they have managed to persuade the prince's royal council to appoint Tabariji as sultan. But when Sultan Tabariji start hostile, he was vilified and banished to Goa, India. There he forced Portugal to sign the agreement to make Ternate as a Christian kingdom and vassal kingdom of Portugal, but the agreement was rejected by Sultan Khairun (1534-1570).


expulsion Portugal

Treatment Portugal on the brothers made Sultan Khairun furious and determined to expel Portuguese from the Moluccas. Actions of the Western nations which also raises the anger of the people who ended up standing behind Sultan Khairun. Since the time of the sultan Bayanullah, Ternate has become one of the three most powerful sultanate and a major Islamic center in the archipelago of the 16th century other than Aceh and Demak after the fall of Malacca in 1511. The trio formed the Triple Alliance to stem lunge Portugal in the archipelago.

Do not want to be second Malacca sultan Khairun waged war expulsion of Portugal. Portugal notch when it was already very strong, in addition to the castle and pouch strength across Maluku they also have indigenous allies that could be deployed to block Ternate. With the Aceh and Demak which continue to threaten the position of Portugal in Malacca, Portugal in Maluku difficulty getting reinforcements until forced to beg peace to the Sultan Khairun. Cunningly governor Portugal, Lopez de Mesquita invited Sultan Khairun to the negotiating table and ultimately ruthlessly murder sultan who came without bodyguards.

Murder Sultan Khairun further encourage people to get rid Portugal Ternate, Maluku now supports even the entire leadership and the struggle of Sultan Baabullah (1570-1583), Portugal outposts throughout eastern Indonesia Maluku and battered. After the war for 5 years, Portugal finally leaving the Moluccas for good in 1575. Under the leadership of Sultan Baabullah, Ternate reached heyday, the region extending from North Sulawesi and Central in the west to the Marshall Islands in the east, from the southern Philippines in the north until the Nusa Tenggara islands in the south.

Baabullah dubbed ruler Sultan 72 islands of which were inhabited up to make the Sultanate of Ternate as the biggest Islamic kingdom in eastern Indonesia, in addition to Aceh and Demak which controls the western and central region of the archipelago at the time. Keemasaan period of three empire during the 14th and 15th century, whether intentionally or not neglected in this nation's history when they are the first to stem the pillars of Western colonialism.


Dutch arrival

After the death of Sultan Baabullah, Ternate began to weaken, the Kingdom of Spain which has been united with Portugal in 1580 tried to regain control by attacking Ternate Maluku. With the new power Spain strengthens its position in the Philippines, Ternate was established alliances with Mindanao for Spain but failed to dispel, even Sultan Said Barakati successful Spanish prisoner and exiled to Manila.

Suffered defeat after defeat forced Ternate ask for help Netherlands in 1603. Ternate finally managed to hold Spain but the rewards are very expensive. The Netherlands finally slowly mastering Ternate. On June 26, 1607 the Sultan of Ternate signed a contract



People's Resistance Fall of Maluku and Ternate

The longer the grip and influence of the Dutch on Ternate getting stronger. Netherlands freely issued regulations detrimental to the people in the command of the sultan. Dutch brash attitude and the attitude of the sultan who tend to be obedient to lead to disappointment all circles. Throughout the 17th century, there were at least 4 uprising waged nobles and the people of Maluku Ternate.

In 1635, to facilitate control and spices prices slumped mengatrol Netherlands decided to do large-scale felling of trees cloves and nutmeg across Maluku or better known as Hongi Tochten that causes people waging resistance. In 1641, led by the young king Ambon, Salahakan Luhu, tens of thousands of joint forces Ternate, Hitu and Makassar demolish various Dutch position in Central Maluku. Salahakan Luhu later arrested and executed along with his entire family on 16 June 1643. The struggle then followed by brothers-in-law Luhu, Capita Hitu Kakiali and Tolukabessi until 1646.
By 1650, the nobles waged resistance in Ternate Ternate and Ambon, the revolt triggered an attitude Sultan Mandarsyah (1648-1650,1655-1675) is too familiar and are considered likely to placate the Netherlands. The nobles conspired to lower the sultan. Three of the main rebel prince trio Saidi, Majira and Kalamata. Prince capita Saidi is a sea or supreme commander of the troops of Ternate, Prince Majira was viceroy Ambon while Prince Kalamata is the sister of sultan Mandarsyah. Saidi and Majira led insurgency in Central Maluku while Prince Kalamata joined the king of Gowa Sultanate, Sultan Hasanuddin. They had even managed to lose the Sultan Mandarsyah of the throne and raised Manilha Sultan (1650-1655), but thanks to the help of the Dutch position Mandarsyah reinstated. After 5 years of rebellion Saidi et al extinguished. Prince Saidi was brutally tortured to death while Prince Majira and Kalamata receive forgiveness sultan and live in exile.
Sultan Muhammad Nurul Islam, better known by the name of Sultan ciborium (1675 - 1691) felt uncomfortable with the Dutch actions were arbitrary. He later allied with the ruling Abdulrahman Datuk Mindanao, but the attempt to join forces to less than the maximum because the strategic areas that can be relied upon for base resistance already fallen into the hands of the Netherlands by the various agreements made predecessors. He was beaten and forcibly removed to Jailolo. July 7, 1683 Date Sultan ciborium was forced to sign an agreement that essentially makes Ternate as a dependent kingdom Netherlands. This agreement ended a Ternate as a sovereign state.
Despite having lost their power, the next few sultan of Ternate Ternate still struggling issued from the clutches of the Netherlands. With limited capacity for always being watched they are only able to support the struggle of the people secretly. The last one in 1914 Sultan Haji Muhammad Usman Shah (1896-1927) mobilize popular resistance in areas of power, began in the Banggai region under the leadership of Hairuddin Tomagola but failed.

In Jailolo Tudowongi people, Tuwada and Kao led Capita Banau managed incur losses in the Netherlands, many Dutch soldiers were killed including the Netherlands Controleur Agerbeek and their headquarters was ransacked. However, because the military superiority and more complete arsenal owned by the Dutch resistance is successfully broken, Banau capita was arrested and sentenced to hang. Sultan Haji Muhammad Usman Shah proved to be involved in this rebellion is therefore based on the decision of the Dutch Government, dated 23 September 1915 no. 47, Sultan Haji Muhammad Usman Shah removed as the sultan and all his property confiscated, he was exiled to Bandung in 1915 and died there in 1927.

Post a decrease Sultan Haji Muhammad Usman Shah sultan office was vacant for 14 years and is run by Jogugu traditional administration and the Board of the empire. Had appeared the Dutch government wishes to remove the Sultanate of Ternate but the intention it was canceled for fear of a backlash that could trigger a new uprising Ternate while being away from the center of the Dutch government in Batavia.

In the age now entering the age of 750 years, the Sultanate of Ternate still survive albeit merely cultural symbol.

Posted by Fadlan Mumtaz
Fadlan Mumtaz Updated at: Monday, January 30, 2017

Cara membuat susu saset dalam bahasa jepang

Dalam bahasa Jepang:
日本語の場合:
牛乳小袋にする方法:

成分:
1.スプーン
2.小袋ミルク
40-80℃の温度でお湯の3150ミリリットル

作り方:
1.グラスにお湯を入れて
牛乳の2.オープン小袋
グラスにミルクの3入力小袋
4.ミックスも
5.奉仕する準備ができました


Dalam bahasa Indonesia:

Cara membuat susu saset:

bahan:
1. A spoon
2. A saset milk
3. 150 ml hot water with temperatur 40-80 celcius

Cara membuat:
1.Masukan air panas ke dalam gelas
2. buka saset milk
3. masukan saset milk ke dalam gelas
4. Aduk hingga rata
5. Siap untuk disajikan
Posted by Fadlan Mumtaz
Fadlan Mumtaz Updated at: Monday, January 30, 2017

Cara membuat susu saset dalam bahasa inggris

Dalam bahasa Inggris:


Kali ini saya akan membagikan artikel tentang Procedure Text "Cara Menyeduh susu saset Dalam Bahasa Inggris dan Artinya". Ini menggunakan air, gelas juga sendok saja dan begini petunjuknya:

English Language:

How To Make Milk Sachets

ingredients And Tools:

1. A spoon
2. A Sachet Milk
3. 150 ml of hot water with a temperature of 40-80 Celsius

Step By Step:

1. Add hot water into a glass
2. Open sachets of milk
3. Input sachets of milk into a glass
4. Mix well
5. Ready to serve
In Indonesian Language:

Cara Membuat Susu Saset



Bahan dan Alat:

1. Sendok makan
2. Susu Sachet
3. 150 ml air panas dengan temperatur 40-80 celcius


Langkah-Langkah:

1. Masukan air panas ke dalam gelas
2. Buka susu saset
3. Masukan susu saset ke dalam gelas
4. Aduk hingga rata
5. Siap untuk disajikan


Contoh Lainnya:

Posted by Fadlan Mumtaz
Fadlan Mumtaz Updated at: Monday, January 30, 2017

Mengapa kelelawar menyukai nektar yang manis

Ini adalah bagaimana kita diajarkan untuk menghitung sebagai anak-anak: 1, 2, 3, 4, 5. Namun pemahaman bawaan kita dalam jumlah tidak linier. Kami lebih mungkin untuk mengalami dunia dalam rasio, seperti 1, 2, 4, 8, 16. Lebih mudah bagi kita untuk melihat perbedaan antara satu dan dua kelereng dari 15 dan 16 dari mereka.

Dengan cara ini, kita banyak seperti jenis tertentu dari kelelawar yang telah membentuk evolusi tanaman mereka menyerbuki dengan membuat penilaian proporsional tentang apa yang mereka bersedia untuk makan. Itulah temuan dari sebuah penelitian yang diterbitkan di Science pada hari Kamis. Studi berangkat untuk menjawab teka-teki evolusi tua: Bagaimana tanaman diserbuki oleh kelelawar lolos dengan menawarkan nektar dalam konsentrasi gula jauh lebih rendah daripada kelelawar sukai? Ternyata tanaman hanya memberikan kelelawar apa yang mereka tampaknya inginkan.

Diberi pilihan melalui eksperimen, kelelawar memilih madu manis, gula 60 persen - tetapi tanaman mereka penyerbukan di alam liar menghasilkan madu berair dengan gula 20 persen.

"Mungkin itu adalah tanaman menegakkan nektar encer bahwa mereka lebih suka pada hewan - atau mungkin itu kelelawar mengerahkan tekanan seleksi," kata York musim dingin, seorang profesor neurobiologi kognitif di Universitas Humboldt, dan salah satu penulis studi tersebut.

Untuk mencari tahu skenario mana yang terjadi, timnya berlari simulasi evolusi di lapangan, di komputer dan di laboratorium, dengan asumsi bahwa kelelawar yang memilih tanaman tertentu untuk penyerbukan atas orang lain.

Menggabungkan simulasi ini, para peneliti menemukan penjelasan bagaimana kelelawar nektar-makan berakhir lebih memilih madu yang kurang manis - terutama ketika ada persaingan sengit untuk jumlah terbatas nektar. Inti dari penjelasan itu? Yang sama nonlinear, pengambilan keputusan proporsional yang digunakan orang dalam banyak penilaian sehari-hari.

Pola ini dirumuskan oleh hukum Weber-Fechner, yang mengatakan bahwa hewan - termasuk orang - umumnya merasakan rangsangan fisik secara bertahap relatif daripada absolut.

Mengingat salah satu jenis input, hukum Weber-Fechner relatif mudah. Tapi ketika Anda terpaksa harus berurusan dengan beberapa pertimbangan, seperti mencoba untuk secara bersamaan menilai harga dan ukuran dari kotak sereal di toko, efeknya menjadi lebih rumit. Faktor yang akan lebih menonjol, dan karena itu membawa lebih berat dalam pengambilan keputusan Anda?

kelelawar nektar-makan juga mempertimbangkan dua hal pada saat yang sama: volume nektar yang tersedia, dan konsentrasi gula. Mereka lebih memilih tingkat tinggi kedua, tapi di alam liar, konsentrasi gula nektar umumnya midrange, sementara volume per kelelawar yang rendah, terutama ketika banyak kelelawar haus bersaing untuk persediaan terbatas.

Hukum Weber-Fechner menyatakan bahwa kelelawar merasakan peningkatan volume lebih akut daripada yang mereka lakukan peningkatan konsentrasi gula. Dengan kata lain, mereka lebih sensitif terhadap perubahan kuantitas daripada kualitas.

"Mendapatkan hanya sedikit lebih nektar menyebabkan perubahan lebih kuat di sensasi - sehingga mereka pergi ke bunga di mana mereka mendapatkan sedikit lebih nektar," kata Dr. musim dingin.

Lebih banyak iterasi, simulasi peneliti dikonfirmasi, kelelawar membantu penyerbukan tanaman yang menghasilkan lebih nektar, bahkan jika itu nektar lebih berair dan kurang manis.

Dr. Musim dingin tertarik dengan kemungkinan penerapan temuan ini dengan perilaku manusia. Bagaimana orang membuat keputusan ketika mereka harus memperhitungkan beberapa faktor?

"Beberapa dimensi dapat berinteraksi dan menyebabkan keputusan rasional, di mana Anda diberi dua pilihan dan Anda benar-benar mengambil kurang satu," kata Dr. musim dingin.

Pertimbangkan bahwa rasa proporsional jumlah inilah yang kadang menyebabkan orang untuk mengeluarkan lebih banyak menghemat $ 5 pada pembelian $ 10 dari $ 10 pada pembelian $ 100 usaha.

Jadi, waktu berikutnya Anda menemukan diri Anda default perkiraan kasar, Anda mungkin ingin berhenti dan mengurai bias persepsi Anda. Mengambil pelajaran ini dari kelelawar nektar-makan: Ini semua relatif, sampai hanya nektar yang tersisa bagi Anda untuk minum berair.
Posted by Fadlan Mumtaz
Fadlan Mumtaz Updated at: Saturday, January 07, 2017

Bagaimana bos beracun dapat merusak karir Anda: Pemimpin dengan ciri-ciri psikopat bisa mengubah Anda menjadi seorang pengganggu kantor

  • Bos dengan ciri-ciri kepribadian gelap dampak negatif staf mereka perilaku
  • Sebuah studi baru menemukan bos psikopat atau narsis buat pengganggu kerja
  • Hal ini juga membuat karyawan mengambil keuntungan dari orang lain dan mengklaim kredit untuk pekerjaan mereka
  • Kira-kira seperlima dari profesional perusahaan atas memiliki tingkat 'sangat tinggi' dari ciri-ciri psikopat
Hubungan Anda dengan atasan Anda bisa mengubah kepribadian Anda.

Itu juga diketahui bahwa orang-orang yang bekerja untuk bos dengan ciri-ciri psikopat dan narsis alami merasa lebih tertekan karena perilaku bos mereka.

Tapi sebuah studi baru menunjukkan orang-orang ini juga lebih mungkin untuk terlibat dalam perilaku yang tidak diinginkan di tempat kerja, dan bos mereka bisa mengubahnya menjadi pengganggu dan merusak reputasi mereka.

Posted by Fadlan Mumtaz
Fadlan Mumtaz Updated at: Friday, January 06, 2017

Contoh Naskah Berita Televisi



Contoh Naskah Berita Televisi
  • Pembukaan
Selamat pagi, berjumpa lagi dengan saya Haryadi dan rekan saya Firmansyah Nuralif Rohman di Sekilas Info.
  • ISI
Pemirsa, Berita pertama yang saya bacakan berawal dari Kediri, Jawa Timur. Sekitar pukul 22:55 WIB , dari arah Gunung Kelud muncul banyak petir yang menyambar-nyambar. Namun, menurut pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), petir yang sering terlihat sekarang ini bukan disebabkan oleh gunung tersebut.Dalam bahasa Inggris, istilah petir yang muncul bersamaan dengan aktivitas gunung berapi yang meninggi disebut dengan nama dirty thunderstorm atau volcanic lightning .

Baik kita telah terhubung dengan rekan saya Dani dilokasi.


Baik terimakasih Haryadi. Ya pemirsa, saya sekarang berada disalah satu posko pengungsian di kota Kediri, Jawa Timur.
  • Wawancara
Baik pemirsa sekarang saya bersama dengan Bpk. Sutopo Purwo Nugroho selaku Humas BNPB :

W : Menurut bapak, apa penyebab munculnya petir yang menyambar – nyambar di sekitar lereng Gunung Kelud ?


N : Kilat yang terlihat di langit sekitar Gunung Kelud sekarang ini bukan merupakan hasil dari aktivitas Gunung Kelud yang meningkat, melainkan karena memang pada saat itu terjadi hujan lebat disekitar Belitar, Kediri, dan Malang.


W : Ya, Trimakasih atas waktunya kita kembali ke Studio

Baik Trimakasih Haryadi.


Setelah Berita Gunung Meletus, Kita beralih ke berita Olahraga yang akan di bawakan oleh rekan saya Firmansyah Nuralif Rohman.
  • Penutup
Berita tadi menutup acara Sekilas Info ini, saya (Haryadi & Firman) dan segenap kru yang bertugas mengucapkan terimakasih dan sampai jumpa.
Posted by Fadlan Mumtaz
Fadlan Mumtaz Updated at: Sunday, December 25, 2016