Lempar cakram: Pengertian dan cara


Lempar cakram

Lempar cakram (Bahasa Inggrisnya Discus Throw) adalah salah satu cabang olahraga atletik. cakram yang dilempar berukuran garis tengah 220 mm dan berat 2 kg untuk laki-laki, 1 kg untuk perempuan. Lempar cakram diperlombakan sejak Olimpiade I tahun 1896 di Athena, Yunani.
Cara melempar cakram dengan awalan dua kali putaran badan caranya yaitu: memegang cakram ada 3 cara, berdiri membelakangi arah lemparan, lengan memegang cakram diayunkan ke belakang kanan diikuti gerakan badan, kaki kanan agak ditekuk, berat badan sebagian besar ada dikanan, cakram diayunkan ke kiri, kaki kanan kendor dan tumit diangkat, lemparan cakram 30 derajat lepas dari pegangan, ayunan cakram jangan mendahului putaran badan, lepasnya cakram diikuti badan condong ke depan

latihan dasar menggunakan ring karet atau rotan
Diawali dengan sikap tegap
Langkahkan salah satu kaki sambil mengayunkan ring ke depan
Lanjutkan ayunan hingga mengelilingi tubuh, jaga agar lengan memegang ring tetap lurus dan berada di bawah ketinggian bahu
Langkahkan kaki lurus ke depan (berlawanan dengan arah tangan). Ikuti gerakan pinggul dan dada ke depan. Kemudian lepaskan ring, ayunkan tangan ke atas dan langkahkan kaki belakang ke depan.

Cara memegang cakram:
Pegang dengan buku ujung jari-jari tangan, ibu jari memegang samping cakram, kemudian pergelangan tangan ditekuk sedikit ke dalam

Mengayunkan cakram
Ayunkan cakram dengan ring ke depan dan ke belakang di samping tubuh. Pada saat mengayunkan cakram, tangan yang memegang cakram direntangkan sampai lurus. Jangan sampai lepas.

Gerakan lempar cakram
Ada 3 tahap dalam melempar cakram
Persiapan
Berdiri dengan kedua kaki dibuka lebar
Pegang cakram dengan tangan kanan. Ayunkan sampai di atas bahu sambil memutar badan ke kiri, kemudian ke kanan secara berulang-ulang. Saat cakram diayun ke kiri, bantu tangan kiri dengan cara menyangganya.
Pelaksanaan
Ayunkan cakram ke depan lalu ke belakang
Pada saat cakram di belakang, putar badan dan ayunkan cakram ke samping-depan-atas (membentuk sudut 40o )
Lepaskan cakram pada saat berada di depan muka
Penutup
Bantu lemparan dengan kaki kanan agar tercipta suatu tolakan kuat pada tanah sehingga badan melonjak ke depan-atas
Langkahkan kaki kanan ke depan untuk menumpu, sedangkan kaki kiri diangkat rileks untuk menjaga keseimbangan badan



Posted by Fadlan Mumtaz
Fadlan Mumtaz Updated at: Saturday, March 10, 2018

Cara Membuat Es Teh manis Dalam Bahasa Inggris


English Language:


How to make sweet iced tea:


ingredients:

1. A spoon

2. A tea bag
3. 150 ml of hot water with a temperature of 40-80 Celsius

4. A Glass
5. 2 Tablespoon of sugar
6. Ice to taste


How to make:

1. Add hot water into a glass

2. Add a tea bag
3. input 2 Tablespoon of sugar into a glass

4. Mix well

5. Add ice to your taste
6. Ready to serve



Dalam bahasa Indonesia:

In Indonesian Language:

Cara membuat Es The Manis:


Bahan:

1. Sendok makan

2. Susu Sachet

3. 150 ml air panas dengan temperatur40-80 celcius

4. Sebuah Gelas
5. 2 Sendok makan gula
6. Es sesuai selera


Cara membuat:

1. Masukan air panas ke dalam gelas

2. Tambahkan 1 kantung teh
3. Masukan 2 sendok makan gula ke dalam gelas

4. Aduk hingga rata

5. Tambahkan es sesuai selera
6. Siap untuk disajikan

Contoh lainnya:

Posted by Fadlan Mumtaz
Fadlan Mumtaz Updated at: Friday, March 09, 2018

Sejarah dan Teknik Lempar Lembing


Lempar Lembing

Sejarah Lempar Lembing
Di zaman dahulu lemparan dilakukan dengan berbagai cara: dari berdiri, dengan ancang-ancang, dengan satu dan dua tangan, terhadap suatu sasaran dan demi jaraknya. Dari lembing ringan untuk berburu pada bangsa-bangsa yang masih primitive, tombak berat untuk berperang diseluruh dunia, dan lembing dari Abad Pertengahan selama berabad-abad, terbentuklah lembing untuk perlombaan seperti sekarang. Lembing lama dari kayu dengan ujung dari besi dan sosok untuk membawa, diganti dengan kayu ringan dari Swedia, dan ini terdesak lagi oleh lembing modern dari logam dan serat kaca (fiberglass).
Selama berpuluh tahun lempar lembing dijuarai oleh para pelempar dari Finlandia. Dari 1914 sampai 1938 rekor dunia hamper hanya diperbaiki oleh atlet Finlandia, keseluruhannya dengan lebih dari 16 meter. Contoh yang baik dalam tradisi lempar lembing Finlandia ialah keluarga Jarvinen: Papa Jarvinen dalam Olimpiade tahun 1908 menjadi juara ketiga dalam lempar cakram, dan antara 1903 dan 1906 dua kali memperbaiki rekor dunia. Kemudian sebagai pelatih ia membawa tiga orang dari anak-anaknya sampai ke puncak prestasi. Anak bungsunya, Kalle, menjadi juara Finlandia dalam tolak peluru. Achilles menjadi juara dunia dan pemenang medali perak dalam dasalomba; dan Matti, yang tertua, antara 1930 dan 1936 memperbaiki rekor dunia dalam lempar lembing dari 71,57 menjadi 77,32 meter. Pada tahun 1932 ia menjadi juara Olimpiade di Los Angeles.
Lempar lembing diikutsertakan dalam peserta olimpiade sejak tahun 1908 sebagai nomor perorangan untuk putra dan putri, sekarang nomor ini dimasukkan dalam dasalomba dan sapta lomba. Dua perkembangan telah mempengaruhi pelaksanaan lempar lembing. Yang pertama adalah usaha untuk menggunakan putaran jenis cakram untuk melempar. Walaupun metode ini menghasilkan jarak yang baik, namun seringkali tidak diperbolehkan, peraturan melarang atlet membelakangi arah lemparan. Dengan demikian, peraturan ini telah memantapkan jenis lempar lembing tradisional.
Perkembangan kedua dihasilkan dari peningkatan jarak yang luar biasa (melebihi 100 meter) pada lemparan putra. Pembuat peraturan yang khawatir seringkali mengubah ukuran lembing, dan secara perlahan mengurangi jarak lemparan lembing putra. Tidak ada perubahan pada nomor putri.
Pada tahun 1953 terjadi kehebohan besar di antara para pelempar lembing kaliber dunia. Seorang spanyol yang sama sekali tidak terkenal, bernama Erazquien, telah melempar lembing lebih dari 90 meter, pada waktu itu suatu jarak impian. Suatu teknik baru memungkinkan pelempar lembing tersebut dapat mencapai lemparan sejauh itu. Alih-alih ancang-ancang lurus seperti biasa, Erazquien berputar tiga kali dan melemparkan lembingnya dengan sabun lunak untuk memperbaiki daya luncurnya.
Tetapi, “teknik spanyol” yang baru itu segera oleh IAAF (Federasi Atletik Amatir Internasional) dilarang karena pelempar tidak selalu dapat mengontrol lembingnya, dan karenanya membahayakan penonton. Selain itu, tentunya juga harus disediakan stadion-stadion baru, sebab dengan teknik baru itu dapat diharapkan lemparan sampai sejauh 130 meter. Atlet Hongaria, Ferenc Faragi, pada rekor dunianya tahun 1980 berhasil melemparkan lembingnya sejauh 96,72 meter, suatu kemajuan hebta terhadap rekor-rekor pertama setelah lembing dibakukan dengan panjang 2,60 m dan berat 800 gram.

Teknik Lempar Lembing
Sudah pada permulaan abad ini diketahui bahwa ancang-ancang, memegang lembing kebelakang, dan langkah penghubung, membawa pelempar ke dalam posisi menguntungkan. Langkah penghubung antara ancang-ancang dan lemparan, yang disebut langkah pendorong (yang dulu masih disebut langkah silang), dikembangkan oleh orang Swedia dan Finlandia. Langka itu menguntungkan bagi kecepatan dan pelempar sampai dengan tungkai dan pingganganya sebelum lembing. Dalam pada itu, sisi lemparnya dengan lengan terentangnya secara kendur, jauh ketinggalan. Prinsip dasar teknik ini masih memberikan peluang bagi variasi perseorangan. Walaupun demikian, pada teknik lempar lembing modern tidak banyak berubah. Hanya pada persiapan lemparan dengan lengan lempar, tegangan tubuh, dan ancang-ancang terdapat perbedaan antara teknik caliber dunia sekarang dan teknik 50 tahun lalu. Maka itu, kemajuan prestasi yang eksplosif juga bukan karena perbaikan teknik, melainkan karena kondisi pelempar dan perkembangan materialnya.
1.    Cara memegang lembing
Lembing dipegang di sisi belakang lilitan. Dengan itu dimungkinkan pengalihan tenaga yang menguntungkandibelakang titik berat; selain itu, jari mempunyai tempat pegangan lebih baik. Dibedakan tiga macam pegangan lembing:
1.    Cara Finlandia dilakukan dengan cara memegang lembing pada bagian belakang lilitan lembing dengan jari tengah dan ibu jari, sementara telunjuk berada sepanjang batang lembing dan agak serong ke arah yang wajar, jari-jari lainnya turut melingkar di badan lembing dengan longgar. Ini adalah pegangan yang paling banyak digunakan, sebab dengan pegangan demikian lembing dapat diarahkan dengan baik.
2.    Cara Amerika dilakukan dengan cara memegang lembing dibagian belakang lilitan lembing dengan jari telunjuk melingkar di belakang lilitan dan ibu jari menekannya di bagian permukaan yang lain, sementara itu jari-jari turut melingkar di badan lembing dengan longgar. Dengan pegangan ini, pada waktu pelemparan dapat cepat terjadi penyimpangan lembing ke samping, yang sudah tentu merupakan kesalahan.
3.    Pada yang disebut “pegangan tang”, lembing dipegang di antara telunjuk dan jari tengah (foto 4). Dengan pegangan ini dicegah terjadinya luka pada siku, karena pelencangan terlalu besar pada sendi itu menjadi terhalang (“pegangan kesehatan”). Tetapi lilitan tipis seperti yang diharuskan, sering menyebabkan masalah pada waktu pelemparan.



2.    Cara membawa lembing
Membawa lembing adalah cara membawa dimulai saat mengambil awalan sampai saat akan melempar.
·      Tangan pembawa lembing lurus ke belakang serong ke bawah, lembing dipegang di samping badan segaris dan menempel pada lengan sedangkan ujung lembing di samping dada.
·      Tangan pembawa lembing ditekuk 90, lembing dipegang setinggi telinga dan tepat di atas bahu. Posisi lembing bisa horizontal, serong ke atas atau bawah.
·      Tangan pembawa lembing diangkat sedikit lebih tinggi dari kepala. Posisi lembing mendatar atau serong.
3.    Beberapa hal yang harus di perhatikan dalam lempar lembing
Beberapa Hal Yang di Sarankan
·      Memegang lembing sepanjang jalur lengan
·      Melebarkan langkah terakhir dan membengkokkan secara perlahan-lahan tungkai kanan
·      Berlari lurus selama melakukan awalan
·      Bawalah berat badan melewati tungkai belakang
·      Dapatkan sebuah pilihan antara tubuh bagian atas dan bagian bawah (bahu kiri dalam posisi tertutup)
·      Luruskan lengan lempar dan telapak tangan lempar dalam posisi menghadap keatas
·      Langkahkan tungkai kiri jauh ke depan dan cakarkan
·      Busungkan badan dalam posisi lempar dan bawalah sikut keatas sewaktu melakukan lemparan.
Beberapa Hal Yang Harus di Hindari
·      Memegang lembing dengan kepalan tangan penuh (menggenggam)
·      Meloncat ke atas pada langkah terakhir
·      Melakukan dua kali atau lebih langkah silang
·      Membawa ke dua bahu menghadap kedepan
·      Pinggul di tekuk sehingga badan membungkuk ke depan
·      Membengkokkan lengan lempar pada saat mulai melakukan lemparan
·      Penempatan kaki depan di tanah terlalu jauh ke kiri
·      Melempar berputar melalui samping kanan badan
4.    Gaya melempar Lembing
Untuk melakukan suatu lemparan diperlikan gaya, yang dimaksud dengan gaya adalah sikap atlet dalam melakukan lemparan. Dalam lempar lembing dikenal dua macam gaya melempar, yaitu :
a.    gaya menyamping (Hop step)
b.    gaya langkah silang (cross step)
Langkah silang merupakan gaya lempar lembing yang sering digunakan oleh atlet pelempar lembing. Gaya cross step ini berasal dari Finlandia sehingga banyak yang menyebut dengan lempar lembing gaya Finlandia. Cara lempar lembing gaya Finlandia adalah sebagai berikut, setelah langkah awalan terakhir lakukan langkah silang :
a.    langkahkan kaki kanan ke depan menyilang kaki kiri. Bersamaan itu tangan kanan memegang lembing kemudian turunkan dan serong ke bawah.
b.    Langkahkan kaki kiri ke depan dengan tetap mempertahankan sikap tangan kanan.
c.    Lankahkan kaki kanan ke depan menyilang kaki kiri.
d.   Lankahkan kaki kiri ke depan selebar mingkin saat telapak kaki tepat menginjak tanah, putar pinggan ke depan bersamaan tangan kanan ditarik ke depan atas.

Lentingan badan dan tangan saat melempar
Cara melakukannya adalah :
a.    Sikap terakhir langkah silang merupakan kelanjutan untuk lempar atau sikap melempar.
b.    Jika pelempar menggunakan tangan kanan, kaki kanan di luruskan ke belakang, kaki kiri berada di depan dan lutut ditekuk.
c.    Siku tangan pembawa lembing ditekuk dan diteruskan memutar badan secara cepat untuk memperoleh lemparan yang baik dan sejauh-jauhnya.
d.   Bersamaan dengan memutar badan ke arah sektor lemparan, lembing dilemparkan dengan cepat.
Sikap akhir setelah melempar
Gerak ikutan atau follow through dilakukan dengn cara :
·      Sikap badan menghadap ke arah lemparan lembing, kaki kanan jatuh ke depan mengganti posisi kiri.
·      Kaki kiri ke belakang menjaga keseimbangan sedangkan tubuh condong ke depan.
Melakukan gerak ikutan dalam lempar lembing bertujuan untuk :
·      membantu kekuatan lemparan.
·      Menjaga keseimbangan agar badan tidak melalui garis batas.
Ukuran dan Lapangan Lempar Lembing
Ukuran Lembing
No
Atlet
Panjang
Berat
Lilitan
1
Putra
260 cm - 270 cm
700 gram - 800 gram
15 cm - 16 cm
2
Putri
220 cm - 230 cm
600 gram
14 cm - 15 cm

Posted by Fadlan Mumtaz
Fadlan Mumtaz Updated at: Thursday, March 08, 2018

Cara membuat susu dingin kental manis dalam bahasa inggris


English Language:

How to make 
The Cold Sweetened Condensed Milk:

Ingredients:
1. A spoon
2. Three Spoonfull sweetened condensed milk
3. 150 ml of  water with a temperature of 40-80 Celsius
4. Some Ice

How to make:
1. Add hot water into a glass
2. Put three Spoonfull sweetened condensed milk into glass
3. Mix well
4. Add some ice
5. Ready to serve


Dalam bahasa Indonesia:

In Indonesian Language:

Cara membuat susu dingin kental manis:

Bahan:
1. Sendok
2. 3 Sendok susu kental manis
3. 150 ml air panas dengan temperatur40-80 celcius

Cara membuat:
1. Masukan air panas ke dalam gelas
2. Buka susu kental manis
3. Masukan 3 sendok makan susu kental manis ke dalam gelas
4. Aduk hingga rata
5. Tambahkan sedikit es
6. Siap untuk disajikan





Contoh Lainnya:
Cara membuat kopi dalam bahasa inggris berserta artinya
Cara membuat susu sachet dalam bahasa inggris berserta artinya

Posted by Fadlan Mumtaz
Fadlan Mumtaz Updated at: Wednesday, March 07, 2018

Teknik, Pengertian dan Cara Tolak Peluru


Tolak Peluru

Tolak peluru termasuk nomor lempar. Dikatakan bahwa tolak peluru adalah nomor lempar karena nomor tolak peluru dilemparkan dengan cara ditolakkan atau didorong menggunakan tangan.
Tujuan melakukan tolak peluru adalah menghasilkan jarak tolakan yang sejauh-jauhnya.
Dalam tolak peluru terdapat dua macam gaya, yaitu gaya ortodock dengan awalan menyamping dan gaya O’Brien dengan membelakangi sektor tolakan.

Teknik Dasar Tolak Peluru:
    I.        Teknik Memegang Peluru
Ada tiga macam cara memegang peluru dan meletakkan di bahu.
A.   Peluru diletakkan pada pangkal jari-jari di telapak tangan.
·         Jari telunjuk, jari tengah, dan jari kelingking adalah titik tolak yang utama dan membantu tolakan.
·         Jari-jari ini tidak boleh berjauhan, jari kelingking dan ibu jari menjaga peluru agar tidak jatuh.
B.    Peluru diletakkan di depan bahu (pada tulang selangka dan leher).
C.    Siku diangkat setinggi bahu, peluru menempel pada tulang rahang bagian bawah.
  II.        Tolak Peluru dengan Awalan Menyamping (Gaya Ortodock)
Cara melakukan adalah sebagai berikut:
A.   Sikap awal berdiri menyamping dengan sektor tolakan berada di sektor kiri tubuhnya, lutut kaki kanan ditekuk, sedangkan kaki kiri diluruskan ke belakang. Berat badan berada pada kaki kanan dengan pandangan mata ke depan.
B.    Tangan kanan memegang peluru yang diletakkan di atas bahu kanan menempel pada rahang, sedangkan tangan kiri diangkat ditekuk di depan wajah kiri berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh.
C.    Gerakan akan menolak, yaitu kaki kiri diangkat kemudian diputarkan ke arah kiri sebanyak 2–3 kali putaran kemudian kaki kiri berpijak di sebelah kaki kanan.
D.   Kaki kiri digeser ke samping kiri sambil kaki kanan juga digeser mengikuti arah kaki kiri bergeser.
E.    Waktu kedua kaki bergeser ke kiri, peluru dilemparkan dengan cara tangan kanan yang memegang peluru didorong ke arah depan atas, jalannya peluru membentuk parabola diikuti pandangan mata ke arah jalannya peluru.
F.    Sikap akhir, berat badan berada di kaki kanan diusahakan tubuh tidak ke luar dari lingkaran.

III.        Tolak Peluru Awalan Membelakangi Sektor Tolakan (Gaya O’Brien)
    Cara melakukan, yaitu sebagai berikut:
A.   Sikap awal, berdiri membelakangi sektor tolakan dengan berat badan ada di kaki kanan sambil tubuh dibungkukkan.
B.    Kaki kiri berada di belakang sedikit diangkat, tetapi ujung kaki masih berpijak dengan tanah.
C.    Tangan kanan memegang peluru yang diletakkan di atas bahu yang menempel dengan daun telinga, sedangkan tangan kiri ditekuk ke atas menyilang di atas wajah.
D.   Gerakannya, yaitu, tubuh dalam keadaan rendah penuh kombinasi, sambil kaki kiri diayun-ayunkan ke depan dan ke belakang kemudian peluru ditolakkan.
E.    Pada waktu menolakkan peluru diikuti berat badan diputar ke belakang sambil kaki digeser ke belakang.
F.     Posisi akhir, setelah peluru ditolakkan dengan keras yang diikuti pandangan mata, kemudian berat badan
ganti pada kaki kiri.
G.    Keseimbangan tubuh tetap dijaga agar tidak terpental ke luar lingkaran.
Sarana dan Peralatan
    I.        Lapangan Tolak Peluru
Lapangan tolak peluru bentuknya lingkaran dengan ketentuan sebagai berikut.
A.   Lapangan tolak peluru dengan tebal garisnya 5 cm.
B.    Sektor lemparan sudutnya ± 65o.
C.    Garis tengah lingkaran 2,50 meter.
  II.        Peralatan
    Peralatan yang digunakan untuk tolak peluru berikut ini.
1)    Peluru.
Ketentuan peluru sebagai berikut.
-        Bahan dari besi, kuningan, atau logam.
-        Bentuknya bulat, permukaannya harus licin.
-        Bagi pria beratnya 7,257 kg.
-        Bagi wanita beratnya 4 kg.
-        Peluru untuk pria diameter minimal 110 mm dan maksimal 130 mm.
-        Peluru untuk wanita diameter minimal 95 mm dan maksimal 110 mm.
2)   Rol meter terbuat dari baja, gunanya untuk mengukur jarak tolakan.
3)   Bendera untuk memberi tanda pada bekas tolakan.
III.        Teknik Melakukan Salah Satu Gaya Tolak Peluru dengan Gaya Menyamping
A.   Pelaksanaan latihan tolak peluru dengan gaya menyamping sebagai berikut.
Setelah memegang peluru dengan baik, masuklah ke dalam lapangan, berdiri menyamping ke arah sektor tolakan.
B.    Berat badan ditumpukan pada kaki kanan, kaki kiri diayun- ayunkan ke belakang. Badan dicondongkan, bahu kanan mendekat siku kanan, dan bergeser dengan cepat ke depan, kaki kanan digeser ke depan diikuti kaki kiri mengeser ke depan.
C.    Lanjutkan dengan tolakan kaki kanan dengan lutut lurus disertai dengan memutar badan kea rah tolakan dan tangan mendorong peluru sekuat-kuatnya ke depan.



Posted by Fadlan Mumtaz
Fadlan Mumtaz Updated at: Tuesday, March 06, 2018

Cara dan pengertian Estafet


Estafet
Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba lari pada perlombaan atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Dalam satu regu lari sambung terdapat empat orang pelari, yaitu pelari pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor pelari lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari sebelumnya ke pelari berikutnya.
Nomor lari estafet yang sering diperlombakan adalah nomor 4 x 100 meter=400 meter dan nomor 4 x 400 meter (1.600 meter). Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan tetapi pemberian dan kemahiran dalam menerima tongkat dengan cepat di zona atau daerah pergantian serta penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari.

Peraturan Perlombaan
    I.        Panjang daerah pergantian tongkat estafet adalah 20 meter, lebar 1,2 meter dan bagi pelari estafet 4 x 100 meter ditambabh 10 meter pra-zona. Pra-zona adalah suatu daerah dimana pelari yang akan berangkat dapat mempercepat larinya, tetapi disini tidak terjadi penggantian tongkat.

  II.        Lari Estafet(Lari Beranting) Lari Estafet atau sering disebut dengan lari beranting merupakan salah satu dari cabang atletik. Lari Estafet hanya membutuhkan empat (4) orang pemain untuk melakukan olahraga tersebut. Jarak Tempuh Lari estafet : 4×400 M (Putra/Putri) Dan 4×100 M Start yang sering digunakan dalam Lari Estafet: Start Jongkok sering digunakan pada pelari pertama(1), Sedangkan Start Berlari sering digunakan pada pelari ke-Dua,ke-Tiga,dan ke-Empat (2,3,4)
Ada beberapa cara menerima tongkat Estafet:
Visual : Dengan menoleh atau melihat ke belakang dan ini hanya digunakan untuk lari Estafet yang berjarak 4×400 meter.
Non Visual : Cara ini digunakan dengan tidak menoleh ataupun melihat ke belakang,karena jarak yang digunakan terlalu pendek yaitu 4×100 meter.
Ada ketentuan atau peraturan yang ada di olahraga Lari Estafet ini:
Diperbolehkan mengambil tongkat estafet apabila tongkat tersebut jatuh pada saat pergantian penerimaan tongkat pada lari yang berjarak 4×400 meter dengan resiko team tersebut bisa kalah dalam lomba tersebut.
Di perbolehkan mengambil tongkat estafet apabila tongkat tersebut jatuh pada saat pergantian penerimaan tongkat pada lari yang berjarak 4×100 meter dengan resiko team tersebut dapat langsung di diskualifikasi dalam pertandingan olahraga tersebut.
Ada juga cara yang baik dalam menerima togkat estafet agar tidak terjatuh yaitu :
Sebagai pemain yang ingin memberi tongkat tersebut harus menggunakan tangan kiri, sedangkan pemain yang menerima tongkat tersebut harus menggunakan tangan kanan.
Tongkat
Panjang: 29,30 centimeter
Diameter:
Untuk dewasa: 4 cm
Untuk anak-anak: 2 cm
Berat tongkat : 50 gr



Posted by Fadlan Mumtaz
Fadlan Mumtaz Updated at: Sunday, March 04, 2018