Contoh Teks Eksposisi Buah Tak Jauh Dari Pohonnya tentang hubungan orang tua dan anak


Berikut ini merupakan contoh teks eksposisi tentang Kesehatan dengan judul yaitu "Buah Tak Jauh Dari Pohonnya, itu Bukan Mitos". Berisi tesis, 4 argumentasi dan penegasan ulang yang singkat. Teks ini masih termasuk teks eksposisi dikarenakan lebih menjelaskan untuk memperkuat tesis saja. Dan sudah jelas pada paragraf terakhir hanya berisi tentang kesimpulannya saja.

BACA JUGA: "Teks Eksposisi Tentang Kesehatan Beserta Strukturnya"

Berikut ini adalah contoh teks eksposisi tentang "Buah Tak Jauh Dari Pohonnya, itu Bukan Mitos":



Buah Jatuh Tak Jauh dari Pohonnya, Itu Bukan Mitos

“Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Lebih kurang begitulah pepatah masa lampau yang masih dipandang aktual untuk masa sekarang. Ya, sosok anak laki-laki memang acap kali tak berbeda jauh dibandingkan ayahnya. Entah sama-sama aktif, sama-sama pekerja keras, dan persamaan lainnya. Seorang ayah sejatinya memang tidak hanya berperan dalam mencari nafkah saja, melainkan turut andil dalam menumbuhkan karakter anak-anaknya.



Hal itu diperkuat pula oleh penelitian terbaru Michigan State University (2016) yang dilansir Psychology Today, Selasa (26/7/2016). Menurut penelitian tersebut, kasih sayang, sifat, serta kepribadian seorang ayah akan selaras dengan pertumbuhan karakter anak. Jika ayah mendidik anaknya dengan kasih sayang dan perhatian tinggi maka sang anak pun bakal tumbuh menjadi pribadi dengan keterampilan sosial tinggi. Demikian pula jika sebaliknya. Secara khusus, penelitian ini menyebutkan, tingkat stres terkait pola pengasuhan ayah memiliki efek amat berbahaya pada perkembangan kognitif dan bahasa anak-anaknya saat dewasa kelak. Baik untuk dicatat, pengabaian atau penolakan seorang ayah amat memengaruhi kondisi psikis sang anak. Bahkan, hingga bertahun-tahun setelah ia dewasa, hal itu dapat menyebabkan anak kesulitan menjalin hubungan dekat dengan orang lain, termasuk dengan pasangan.

Claire Vallotton selaku ketua penelitian mengatakan, dari temuan baru tersebut dapat dipetik pelajaran jika ayah semakin berperan langsung terhadap pertumbuhan karakter anak. "Ada gagasan yang terus berkembang, ayah bukan hanya sekadar mencari nafkah saja, tetapi turut memengaruhi perkembangan anak-anak mereka. Efeknya berlangsung dalam jangka panjang,” ungkap Vallotton.

Lantas, aktivitas bersama apa yang bisa dilakukan antara seorang ayah dan anaknya? Tak perlu pusing, lakukan saja aktivitas yang disukai bersama, entah olahraga atau pun bermain musik. Bisa pula, jika Anda gemar dengan hal-hal menantang, ajaklah anak Anda untuk naik gunung atau memancing di laut.

Selain membangun kebersamaan dan memperdalam hubungan emosional, ada pula efek positif lain melalui aktivitas tersebut. Anak dapat menjadi lebih aktif, pemberani, sekaligus dapat mengasah keterampilan dirinya. Kalaupun Anda sebagai orangtua tak memiliki banyak waktu bersama anak, meluangkan waktu 15-30 menit pun sebetulnya cukup. Isilah waktu terbatas itu dengan hal sederhana namun menyenangkan. Melalui perbincangan santai, misalnya, sudah mampu membuat anak merasakan peran seorang ayah dalam kesehariannya.

Berikut ini struktur teks eksposisi tentang "Buah Tak Jauh Dari Pohonnya, itu Bukan Mitos":

Tesis:
“Buah jatuh tak jauh dari pohonnya”. Lebih kurang begitulah pepatah masa lampau yang masih dipandang aktual untuk masa sekarang. Ya, sosok anak laki-laki memang acap kali tak berbeda jauh dibandingkan ayahnya. Entah sama-sama aktif, sama-sama pekerja keras, dan persamaan lainnya. Seorang ayah sejatinya memang tidak hanya berperan dalam mencari nafkah saja, melainkan turut andil dalam menumbuhkan karakter anak-anaknya.

Argumentasi:
Hal itu diperkuat pula oleh penelitian terbaru Michigan State University (2016) yang dilansir Psychology Today, Selasa (26/7/2016). Menurut penelitian tersebut, kasih sayang, sifat, serta kepribadian seorang ayah akan selaras dengan pertumbuhan karakter anak. Jika ayah mendidik anaknya dengan kasih sayang dan perhatian tinggi maka sang anak pun bakal tumbuh menjadi pribadi dengan keterampilan sosial tinggi. Demikian pula jika sebaliknya. Secara khusus, penelitian ini menyebutkan, tingkat stres terkait pola pengasuhan ayah memiliki efek amat berbahaya pada perkembangan kognitif dan bahasa anak-anaknya saat dewasa kelak. Baik untuk dicatat, pengabaian atau penolakan seorang ayah amat memengaruhi kondisi psikis sang anak. Bahkan, hingga bertahun-tahun setelah ia dewasa, hal itu dapat menyebabkan anak kesulitan menjalin hubungan dekat dengan orang lain, termasuk dengan pasangan.

Claire Vallotton selaku ketua penelitian mengatakan, dari temuan baru tersebut dapat dipetik pelajaran jika ayah semakin berperan langsung terhadap pertumbuhan karakter anak. "Ada gagasan yang terus berkembang, ayah bukan hanya sekadar mencari nafkah saja, tetapi turut memengaruhi perkembangan anak-anak mereka. Efeknya berlangsung dalam jangka panjang,” ungkap Vallotton.


Lantas, aktivitas bersama apa yang bisa dilakukan antara seorang ayah dan anaknya? Tak perlu pusing, lakukan saja aktivitas yang disukai bersama, entah olahraga atau pun bermain musik. Bisa pula, jika Anda gemar dengan hal-hal menantang, ajaklah anak Anda untuk naik gunung atau memancing di laut.

Penegasan Ulang:
Selain membangun kebersamaan dan memperdalam hubungan emosional, ada pula efek positif lain melalui aktivitas tersebut. Anak dapat menjadi lebih aktif, pemberani, sekaligus dapat mengasah keterampilan dirinya. Kalaupun Anda sebagai orangtua tak memiliki banyak waktu bersama anak, meluangkan waktu 15-30 menit pun sebetulnya cukup. Isilah waktu terbatas itu dengan hal sederhana namun menyenangkan. Melalui perbincangan santai, misalnya, sudah mampu membuat anak merasakan peran seorang ayah dalam kesehariannya.

Daftar Pustaka:
https://lifestyle.kompas.com/read/2018/04/05/101900120/buah-jatuh-tak-jauh-dari-pohonnya-itu-bukan-mitos-
http://siskamling123.blogspot.co.id/2018/04/contoh-teks-eksposisi-kesehatan-maag.html

Posted by Fadlan Mumtaz
Fadlan Mumtaz Updated at: Thursday, April 05, 2018