contoh percakapan pendek 5 orang tentang ulang tahun
Assalamualikum, wr. wb. Kali ini saya akan membagikan artikel bahasa inggris tentang percakapan 5 orang mengenai ulang tahun seseorang. Percakapan ini membawa 5 cakap perorang, jadi terbilang ini percakapan yang tidak terlalu sulit.
One day in the classroom, there are zidan, nasywa, rayhan and Raisha. They are talking about new year.
Nasywa : Happy new years all of my Bestfriend
Zidan : Happy new years too
Rayhan : I wish in this lucky years, I got something that I want
Raisha : Hey, do you know What? Our Friend Won the student award, the golden trophy from the President
Nasywa : OH MY GOD, Are you sure with it??? Who won it
Raisha : She is our Bestfriend, her name is Anindita!!
Rayhan : Really?, I'll call Anin
Nasywa : don't call her. We better make surprised for her
Dinda : Yeah That's a Good Idea, But What is it? I don't have more idea
Nasywa : she always talk about new phone, She always hope it someday
Raisha : Do you mean that you want to give her Phone?
Nasywa : Yes, I have 2 phones and I'll give it one to Anindita.
Suddenly, anindita comes to in the class.
Zidan : look! That is Anin.
Rayhan : Hey Anin!!!(call anin)
Anindita : What's wrong guys ?
Dinda : CONGRATULATION FOR AWARD
Anindita : Thanks But...
Nasywa : Anin, i have something for you
Anindita : What is that? Do you know my birthday now?
Rayhan : YOU'RE ON BIRTHDAY NOW??
Anindita : Yes
Zidan : HAPPY BIRTHDAY ANIN, WISH YOU ALL THE BEST
Rayhan : Happy birthday Anin!
Raisha : wish You luck your life
Anindita : Thank you, Hmm Nasywa, you told me You have something for me? What is it?
Nasywa : Happy birthday Anin , this all your wish became true (give phone)
Anindita : Oh my god Nasywa! I want it So much, thanks.
Finally, anindita get the phone, she was happy and she will never forget this moment.
Posted by Fadlan Mumtaz
Fadlan Mumtaz Updated at: Saturday, August 24, 2019
Contoh debat: Menggunakan plastik minuman di sekolah (pro dan kontra)
Teks Diskusi "Dampak Positif dan Negatif Membawa HP atau Handphone ke Sekolah"
TEKS DISKUSI DEBAT SECARA BERKELOMPOK
"DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PLASTIK MINUMAN DI SEKOLAH"
1). Isu/Masalah
Banyaknya pelajar menggunakan plastik sebagai alat wadah dan maraknya botol & plastik makanan dan minuman menyebabkan pelajar terdorong menggunakan plastik untuk minuman di sekolah, tentu bukanlah hal yang asing lagi. Menggunakan plastik minuman memang mempunyai dampak positif, tetapi di sisi lain pasti mempunyai dampak negatif. Seperti yang saat ini marak terjadi beberapa perkara, dikarenakan siswa menggunakan plastik dan langsung membuangnya tanpa daur ulang. Maraknya pemanasan global, kemarau berkepanjangan, sampainya mikro plastik pada lautan hingga dataran dingin paling ujung bumi yaitu kutub utara. Terutama penggunaan plastik yang tidak terkontrol menyebabkan pemanasan global yang cuku signifikan.
2). Argumen (pro/mendukung)
Menggunakan plastik minuman di sekolah para pelajar tentu memiliki beberapa dampak positif sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan plastik minuman di sekolah akan meringankan para siswa untuk membawa tasnya yang berat karena pelajaran. Terutama buku yang dibawa siswa. Terlebih jika ada murid yang memiliki banyak tugas. Itu akan membebani
2. jika menggunakan plastik minuman dan tidak membawa botol akan mencegah kerugian yang lebih besar. Seperti jika ada botol yang dibawa tidak tertutup rapat maka botol tersebut akan tumpah ke buku dan mungkin saja handphone. Tentu saja ini akan merugikan pihak orang tua maupun pihak murid. Ini akan menyebabkan mereka menjemur tas & barang yang terkena atau mencuci yang menghabiskan waktu lebih lama.
3. Dengan menggunakan plastik minuman di sekolah akan meningkatkan pendapatan kantin sekolah. Ini akan membuat perekonomian mereka naik. Mungkin tidak signifikan akan tetapi secara kontinyu mereka mendapat pemasukan dari para siswa.
4. Menggunakan plastik minuman akan menambah fleksibilitas dan mencegah terlambat pada saat berangkat ke sekolah yang disebabkan persiapan barang yang kurang lengkap. Terlebih jika bangun kesiangan.
3). Argumen (kontra/menentang)
Dengan berbagai dampak positif ketika menggunakan plastik minuman di sekolah, tentu kita harus lebih bisa melihat kepada dampak negatif apa yang dapat disebabkan ketika pelajar menggunakan plastik minuman di sekolah. Dengan mengetahui beberapa dampak negatifnya, para orang tua siswa, para siswa, dan guru pembimbing atau pihak-pihak lain dapat lebih berpartisipasi. Berikut dampak-dampak negatifnya:
1. Ketika membali minuman plastik di sekolah maka akan menyumbangkan pemanasan global yang signifikan karena membutuhkan waktu 100 tahun lamanya untuk terurai. Menyebabkan polusi plastik yang amat besar. Tentu saja akan menyebabkan ketidak seimbangan ekosistem sehingga alam akan menyeimbangkan dirinya dengan bencana seperti kemarau, banjir dan sebagainya. Ini membuat manusia merasa dirugikan dan menimbulkan dampak alam yang maha dahsyat. Ini akan terjadi hingga alam menemukan keseimbangannya.
2. Akan terjadi kerugian akibat menggunakan minuman plastik dikantin sekolah secara kontinyu. Yaitu uang jajan yang habis karena pergi ke kantin dan terus jajan. Pada dasarnya anak muda jaman sekarang memiliki sifat boros dan saat melewati kantin akan menyebabkan laper mata. Memunculkan rasa ingin jajan yang lain karena ketidaktahanan melihat yang enak.
3. Menggunakan minuman plastik juga akan menyebabkan kotornya sekolah yang dikarenakan siswanya yang malas untuk membawa botol ke sekolah. Ini akan menyebabkan perasaan tidak nyaman bagi warga sekolah. Akan mencerminkan sifat hidup jorok bagi warga sekolah itu sendiri. Juga diperlukan banyaknya tong sampah untuk meminimalisir ini. Tentu akan membawa dampak besar dalam pengadaan tong sampah dan sekolah akan memerlukan staff kebersihan yang banyak untuk membersihkan sisa sampah dibandingkan membawa minuman ke sekolah.
4. Membawa minuman ke sekolah sebenarnya menguntungkan bagi siswanya yang mau hidup sehat dikarenakan tidak semua kantin dan tempat penjualan minuman memiliki kebersihan yang sama untuk menyediakan minuman tersebut. Ini dikarenakan faktor budget dan kurangnya perhatian di sekolah maupun pemilik kios itu sendiri.
5). Simpulan/saran
Membawa botol ke sekolah memang mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari, Membawa botol ke sekolah akan meningkatkan kesehatan siswa dari kantin atau pedagang yang jorok. Tetapi aktivitas tentu akan terhambat jika kurang siap untuk mempersiapkannya. Maka dari itu, dibutuhkan kontribusi pihak sekolah untuk menyediakan tempat sampah yang banyak serta menjaga kantin agar tetap bersih juga prima. Dan siswanya sendiri agar dapat sadar akan global warning untuk membuang sampah pada tempatnya serta mencegah mempersiapkan secara mendadak agar tidak telat. Hal apa saja bisa terjadi di luar dugaan sesuai kehendak-Nya, maka, diperlukan kesadaran dari masing-masing pihak agar ini terlaksana dengan semestinya.
Demikian dari artikel ini, kurang lebihnya mohon maaf.
Saran:
Apabila judul terbalik dengan tema yang kalian inginkan maka rubahlah dengan menghapus dan menggantinya. TERIMA KASIH //
Saran lain artikel debat:
Posted by Fadlan Mumtaz
Fadlan Mumtaz Updated at: Friday, August 23, 2019
Makalah Tentang Sosialisasi-Sosiologi
Makalah
Sosialisasi
dalam perkembangan kepribadian dalam lingkungan sosial individu
Disusun:
Muhammad Fadlan
Mumtaz
X MIPA 2
NISN: 0002867638
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah memberikan rahmat dan
hidayahna sehingga saya menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya dan
Shalawat serta salam kepada junjunganTidak lupa ucapan terima kasih kepada
orang tua, saudara dan blogger sekalian. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca
dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Makalah ini saya buat dalam rangka
perbaikan nilai ulangan harian 1 semester 2 yaitu Sosiologi. Semoga ini
berkesan bagi bapak guru untuk perbaikan nilai ulangan harian ini. Harapan saya
semoga dapat menambah pengetahuan bagi para pembacanya. Dalam penyusunan tugas atau
materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari
bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi
teratasi.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan
karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan
kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Depok, Desember 2012
Penyusun
Muhammad Fadlan Mumtaz
DAFTAR ISI
Kata pengantar .............................................................................................................................. 2
Daftar isi ......................................................................................................................................... 4
Bab I pendahuluan ......................................................................................................................... 4 A. Latar belakang................................................................................................................ 4 B. Rumusan masalah.......................................................................................................... 4 C. Tujuan penelitian ........................................................................................................... 4 D. Manfaat penelitian ........................................................................................................ 4
Bab II Pembahasan........................................................................................ .................................. 5 i. Pengertian Sosialisasi.................................................................................... ................... 5 ii. JenisSosialisasi.................................................................................... .............................8 iii. Proses Sosialisasi.................................................................................... .........................9 v.Tipe Sosialisasi.................................................................................... ..............................10 vi. Agen Sosialisasi.................................................................................... ........................... 11
Bab III Penutup................................ ........................................................... .................................... 13 A. Kesimpulan...................................................................................................................... 13 B. Saran ............................................................................................................................... 13
Daftar isi ......................................................................................................................................... 4
Bab I pendahuluan ......................................................................................................................... 4 A. Latar belakang................................................................................................................ 4 B. Rumusan masalah.......................................................................................................... 4 C. Tujuan penelitian ........................................................................................................... 4 D. Manfaat penelitian ........................................................................................................ 4
Bab II Pembahasan........................................................................................ .................................. 5 i. Pengertian Sosialisasi.................................................................................... ................... 5 ii. JenisSosialisasi.................................................................................... .............................8 iii. Proses Sosialisasi.................................................................................... .........................9 v.Tipe Sosialisasi.................................................................................... ..............................10 vi. Agen Sosialisasi.................................................................................... ........................... 11
Bab III Penutup................................ ........................................................... .................................... 13 A. Kesimpulan...................................................................................................................... 13 B. Saran ............................................................................................................................... 13
Daftar pustaka ................................................................................................................................. 14
BAB I: Pendahuluan
A. Latar
belakang
Manusia berbeda dari
binatang.Perilaku pada binatang dikendalikan oleh instink/naluri yang merupakan
bawaan sejak awal kehidupannya. Binatang tidak menentukan apa yang harus
dimakannya, karena hal itu sudah diatur oleh naluri. Binatang dapat hidup dan
melakukan hubungan berdasarkan nalurinya
Manusia
merupakan mahluk tidak berdaya kalau hanya mengandalkan nalurinya.Naluri
manusia tidak selengkap dan sekuat pada binatang.Untuk mengisi kekosongan dalam
kehidupannya manusia mengembangkan kebudayaan. Manusia
harus memutuskan sendiri apa yang akan dimakan dan juga kebiasaan-kebiasaan
lain yang kemudian menjadi bagian dari kebudayaannya. Manusia mengembangkan
kebiasaan tentang apa yang dimakan, sehingga terdapat perbedaan makanan pokok
di antara kelompok/masyarakat. Demikian juga dalam hal hubungan antara
laki-laki dengan perempuan, kebiasaan yang berkembang dalam setiap kelompok
menghasilkan bermacam-macam sistem pernikahan dan kekerabatan yang berbeda satu
dengan lainnya.
Dengan kata lain,
kebiasaan-kebiasaan pada manusia/masyarakat diperoleh melalui proses belajar,
yang disebut sosialisasi.
B.
Rumusan masalah
Dari semua latar belakang yang
kita ketahui,bahwa akan memunculkan stigma dan pertanyaan dalam masyarakat maka
di dapatkan rumusan masalah sebagai beriut:
1.
Apa peranan andil faktor
agen sosialisasi dalam pengaruh bagi kehidupan kpribadian seseorang?
2.
Bagaimana pengaruh
sosialisasi dari prosesnya?
3.
Apa solusi yang tepat
untuk mengatasi semua hal ini?
C.
Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Agar dapat mengetahui peranan sosial masing-masing agen
2. Mengetahui pengaruh proses dari lahir hingga dewasa
3. Menjelaskan pengertian sosialisasi dan kepribadian
4. Menjelaskan agen dan jenis- jenis sosialisasi
5. Menjelaskan factor-faktor pembentuk kepribadian
D.
Manfaat penelitian
Mengembangkan dan mengetahui pengetahuan
tentang pentingnya sosialisasi dan pengaruh bagi kehidupan pribadi.
Bab II Pembahasan
A.
Sosialisasi
i.
Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses penanaman atau transfer
kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke
generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori
mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses
sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
Berikut
adalah pengertian sosialisasi menurut para ahli:
·
David
Gaslin
Sosialisasi adalah
proses pembelajaran yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan tentang
nilai-nilai dan norma-norma agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota
masyarakat.
·
Soerjono
Soekanto
Sosialisasi adalah
proses sosial di mana keuntungan membentuk sikap individu untuk berperilaku
sesuai dengan perilaku orang-orang di sekelilingnya.
·
Peter
L. Berger
Sosialisasi adalah
proses pada anak-anak yang sedang belajar untuk menjadi anggota masyarakat.
Saat ia pelajari adalah bahwa peran gaya hidup di masyarakat sesuai dengan
nilai-nilai dan norma-norma dan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat.
·
Stewart
Sosialisasi adalah
proses mendapatkan kepercayaan, sikap, nilai, dan kebiasaan di budaya.
·
Charlotte
Buhler
Sosialisasi adalah
proses yang membantu individu belajar dan beradaptasi dengan cara hidup dan
cara berpikir kelompok, sehingga ia dapat memainkan peran dan fungsi dalam
kelompok.
·
Broom
& Selznic
Sosialisasi adalah
proses membangun atau menanamkan nilai-nilai kelompok pada diri seseorang.
·
Koentjaraningrat
Sosialisasi adalah
seluruh proses dimana seorang individu dari masa kanak-kanak sampai dewasa,
berkembang, berhubungan, mengenal dan menyesuaikan diri dengan orang lain yang
tinggal di masyarakat sekitar.
·
Karel
J.Veeger
Sosialisasi adalah
Suatu proses belajar untuk mengembangkan potensi.
·
Horton
& Hunting
Sosialisasi adalah
proses dimana seseorang menginternalisasikan norma-norma kelompok di mana ia
hidup berkembang menjadi pribadi yang unik.
·
Irvin
L. Anak
Sosialisasi adalah
proses yang mengharuskan semua individu untuk mengembangkan potensi perilaku
mereka yang sebenarnya diyakini benar dan telah menjadi kebiasaan dan sesuai
dengan standar kelompok.
·
Kamus
bahasa Indonesia
Sosialisasi
berarti suatu proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan
menghargai budaya orang-orang di lingkungan mereka.
·
Richter JR
Sosialisasi adalah
proses bagi seseorang untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
untuk berfungsi sebagai dibuat untuk orang dewasa serta aktor yang aktif dalam
posisi tertentu atau peran dalam masyarakat.
·
Robert
M.Z.
Sosialisasi adalah
proses mempelajari norma-norma, nilai-nilai, peran, dan semua persyaratan
lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan partisipasi efektif dalam kehidupan
sosial.
·
Bruce
J. Cohen
Sosialisasi adalah
proses belajar manusia bagaimana hidup dalam masyarakat untuk memperoleh
kepribadian dan membangun kapasitasnya untuk berfungsi baik sebagai individu
maupun sebagai anggota.
·
Paul
B. Horton
Sosialisasi adalah
suatu proses dimana seseorang menghargai dan memahami norma-norma masyarakat di
mana ia hidup yang akan membentuk kepribadiannya.
·
John
C. Macionis
Sosialisasi adalah
pengalaman sosial seumur hidup di mana individu dapat mengembangkan potensi
mereka dan belajar pola hidup.
·
Giddens
Sosialisasi
sebagai proses yang terjadi ketikaseorang bayi lemah berkembang secara aktif
melalui langkah-demi-langkah sampai akhirnya menjadi pribadi menyadari dia
secara pribadi berpengetahuan dan terampil akan menjadi cara hidup dalam budaya
di mana dia tinggal.
·
WrightWright
Sosialisasi
sebagai proses dimana individu memperoleh dan internalisasi budaya kelompok
(sampai batas tertentu) norma-norma sosial, sehingga dapat membimbing orang
untuk memperhitungkan harapan orang lain.
·
Prof
Dr Nasution, SH
Sosialisasi adalah
proses membimbing individu ke dalam dunia sosial (sebagai warga negara dewasa).
·
Sukandar
Wiraatmaja
Sosialisasi adalah
proses belajar dari bayi untuk mengidentifikasi dan memperoleh sikap,
pemahaman, ide dan pola perilaku yang disetujui oleh masyarakat.
·
Jack
Levin dan James L. Spates
Sosialisasi adalah
proses pewarisan dan pelembagaan budaya ke dalam kepribadian individu.
·
Nursal
Luth
Sosialisasi adalah
suatu proses ketika individu menerima dan menyesuaikan diri dengan masyarakat.
·
Edward
Shils
Sosialisasi adalah
proses sosial yang dijalankan orang atau lebih kehidupan seorang individu yang
membutuhkan untuk pergi melalui untuk menjadi anggota kelompok dan masyarakat
melalui kelompok belajar dan budaya masyarakat
Dari
tanggapan para ahli di atas bisa didefinisikan bahwa Sosialisasi adalah proses
sosial dalam bermasyarakat. Bisa didapatkan bahwa seluruh manusia mengalami
sosialisasi sejak dalam janin sekalipun. Melalui
sosialisasi, individu belajar menjadi anggota masyarakat, dimana prosesnya
tidak semata mata mengajarkan pola pola perilaku sosial kepada individu tetapi
juga individu tersebut mengembangkan dirinya atau melakukan proses pendewasaan
dirinya.
Manusia
sebagai makhluk sosial yang senantiasa mempunyai kecenderung an untuk hidup
bersama dalam suatu bentuk pergaulan hidup yang disebut masyarakat. Di dalam kehidupan masyarakat, manusia
dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya melalui
suatu proses. Proses penyesuaian diri terhadap masyarakat dalam sosiologi
dinamakan proses sosialisasi.
ii.
Jenis Sosialisasi
Dari beberapa Jenis sosialisasi ada 3, yaitu :
1. Jenis Sosialisasi Berdasarkan Kebutuhan
Berdasarkan
kebutuhan, sosialisasi diklasifikasikan atas sosialisasi primer dan sosialisasi
sekunder. Sosialisasi primer menunjuk pada suatu proses dimana melaluinya
seorang anak manusia mempelajari atau menerima pengetahuan, nilai, norma,
sikap, perilaku esensial dan harapan agar mampu berpartisipasi efektif dalam
masyarakat dan menjadi masyarakat, maka terbagi dua yaitu:
·
Sosialisasi primer merupakan kebutuhan sosial primer atau utama bagi
anak manusia karena apabila mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan sosial primer
ini, maka mereka akan mengalami “kelumpuhan” berpartisipasi dalam kehidupan
sosial. Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan
sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa
kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer
berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia
mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dari sosialisasi primer ini dimulai bagaimana seorang anak mendapat
pengaruh kuat dalam sikap, komitmen dan kepribadian di pengaruhi sejak
lahir. Sosialisasi yang pertama kali
adalah dari Ibu sang anak tersebut semenjak berada di kandungan. Dalam tahap ini, peran orang-orang yang
terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna
kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga
terdekatnya.
·
Sosialisasi sekunder menurut Berger dan Luckman, Sosialisasi
sekunder adalah setiap proses selanjutnya yang mengimbas individu yang
telah diisolasikan itu ke dalam sektor-sektor baru dari dunia objektif
masyarakatnya. Sosialisasi sekunder dalam masyarakat dikenal sebagai
resosialisasi.
Resosialisasi secara
harfiah berarti sosialisasi kembali yaitu suatu proses mempelajari norma,
nilai, sikap dan juga perilaku baru agar sebanding dengan situasi baru yang
mereka hadapi dalam kehidupan. Henslin
mengatakan bahwa resosialisasi terjadi setiap kita mempelajari sesuatu yang
berbeda, bahkan bisa bertentangan dengan kondisi awal. Sebagian besar resosialisasi
bersifat lembut, dengan hanya melibatkan modifikasi kecil pada hal-hal yang
telah dipelajari. Namun juga bersifat sangat kuat.
Resosialisasi dapat terjadi dalam
bentuk sosialisasi antisepatoris, yaitu sosialisasi yang terjadi bagi orang
yang akan memainkan suatu peran baru. Belajar memainkan peran sebelum memegang
peranan ini terjadi dalam berbagai aktivitas masyarakat, misalnya magang dalam
suatu jabatan sebelum seseorang benar-benar menduduki jabatan ini atau
menjalani masa uji coba sebelum diterima sebagai pegawai tetap.
2.
Jenis
sosialisasi berdasarkan cara atau pola
yang dipakai
Menurut Kamanto Sunarto jenis sosialisasi berdasarkan cara yang digunakan
dapat berlangsung dalam dua bentuk, yaitu:
·
Pertama, Sosialisasi Represif yaitu sosialisasi yang menekankan
pada kepatuhan anak dan penghukuman terhadap perilaku yang dinilai
buruk. Kedua, Sosialisasi partisipasif ialah sosialisasi yang
menekankan pada otonomi anak dan memberikan imbalan terhadap perilaku anak yang
baik. Sosialisasi ini amat menekankan hukuman jika anak berbuat salah sehingga
terkadang jenis sosialisasi ini cenderung
membuat anak membangkang dan manja.
·
Sosialisasi
partisipatif akan menghasilkan anak yang lebih mandiri, memiliki kemampuan
memimpin dan bekerja sama yang lebih baik dibandingkan pola sosialisasi
represif. Jenis sosialisasi ini lebih besifat mendukung kepada anaknya yaitu dengan
cara anak memiliki pilihan namun tetap terkontrol.
Pola sosialisasi berdasarkan cara yang digunakan secara berbeda ini akan
memengaruhi anak dalam tingkat kemandirian, kepemimpinan dan pada kemampuan dia
untuk bekerja dengan orang lain. Pola
sosialisasi berdasarkan cara yang digunakan secara berbeda ini akan memengaruhi
anak dalam tingkat kemandirian, kepemimpinan dan pada kemampuan dia untuk bekerja
dengan orang lain.
3.
Jenis
Sosialisasi berdasarkan cara atau pola
yang dipakai Bila
sosialisasi dilihat berdasarkan keberadaan perencanaannya, maka sosialisasi
dapat mengambil bentuk sosialisasi yaitu:
·
Sosialisasi berdasarkan
perencanaan adalah sosialisasi yang dilakukan atas dasar rencana yang berkelanjutan
dan sistematis. Jenis sosialisasi berdasarkan perencanaan dapat ditemukan dalam
dunia pendidikan formal seperti sekolah dan perguruan tinggi serta pendidikan
non formal seperti kursus dan pelatihan. Dalam sosialisasi berdasarkan
perencanaan, dari semua tujuan pembelajaran, proses, materi dan penilaian telah
dikonstruksi secara matang. Karena semuanya telah dikonstruksi secara matang,
maka semuanya terukur, dapat dievaluasi dan dapat dimonitor.
·
Sosialisasi tanpa perencanaan terjadi dalam proses interaksi
yang terjadi dalam masyarakat, misalnya dalam kelompok teman sebaya, keluarga
atau lingkungannya. Sosialisasi tanpa perencanaan dilakukan melalui sikap,
perilaku dan struktur aktual dari orang tua atau anggota senior dari
masyarakat.
iii.
Tipe Sosialisasi
Tipe sosialisasi terbagi menjadi dua yaitu
·
Formal
Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga
yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan
di sekolah dan pendidikan militer.
·
Informal
Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam
pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok
sosial yang ada di dalam masyarakat.
Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal
tetap mengarah kepada pertumbuhan pribadi anak agar sesuai dengan nilai dan
norma yang berlaku di lingkungannya. Dalam lingkungan formal seperti di
sekolah, seorang siswa bergaul dengan teman sekolahnya dan berinteraksi dengan
guru dan karyawan sekolahnya. Dalam interaksi tersebut, ia mengalami proses
sosialisasi. dengan adanya proses sosialisasi tersebut, siswa akan disadarkan
tentang peranan apa yang harus ia lakukan. Siswa juga diharapkan mempunyai
kesadaran dalam dirinya untuk menilai dirinya sendiri. Misalnya, apakah saya
ini termasuk anak yang baik dan disukai teman atau tidak? Apakah perliaku saya
sudah pantas atau tidak?
iv.
Proses Sosialisasi
·
Tahap persiapan (Preparatory
Stage)
Tahap ini
dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak
mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh
pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan
meniru meski tidak sempurna.
Contoh: Kata
"makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan "mam". Makna kata
tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami
secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.
·
Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini
ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang
dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai
terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya,
dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan
apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk
menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini.
Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai
terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap
penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak,
orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)
·
Tahap siap bertindak (Game
Stage)
Peniruan yang
dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri
dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain
pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia
mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin
kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah.
Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai
dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar
keluarganya.
·
Tahap penerimaan norma
kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada tahap ini
seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat
menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia
dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi
dengannya tetapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari
pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama—bahkan dengan orang lain yang
tidak dikenalnya—secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini
telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.
v.
Agen Sosialisasi
Agen
sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi.
Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan
oleh agen-agen sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya saling
mendukung satu sama lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani oleh
individu dalam situasi konflik pribadi karena dikacaukan oleh agen sosialisasi
yang berlainan. Berikut ini adalah agen-agen sosialisasi:
o Keluarga
Bagi keluarga
inti (nuclear family) agen sosialisasi
meliputi ayah, ibu, saudara
kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan
tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah. Menurut Gertrudge Jaeger peranan
para agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena
anak sepenuhnya berada dalam ligkugan keluarganya terutama orang tuanya
sendiri.
o Teman pergaulan
Teman
pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali didapatkan manusia
ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Dalam
kelompok bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur peranan
orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai keadilan.
o Sekolah
Menurut Dreeben,
dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis, dan
berhitung.
o Media massa
Yang
termasuk kelompok media massa di sini
adalah media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), media
elektronik (radio, televisi, video, film)
Bab
III
Penutup
o Kesimpulan
ü Sosialisasi adalah ilmu yang memplajari
masyarakat atau sosialisasi adalah
proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke
generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
ü
Jenis Sosialisasi:
§
Berdasarkan kebutuhan
§
Sosialisasi Primer
§
Sosialisasi Sekunder
§
berdasarkan cara atau pola
yang dipakai
§
Sosialisasi Represif
§
Sosialisasi partisipatif
§
berdasarkan cara atau pola
yang dipakai
§
Sosialisasi berdasarkan
perencanaan
§
Sosialisasi tanpa perencanaan
ü Tipe Sosialisasi
§ Formal
§ Informal
ü Proses Sosialsasi
§ Tahap persiapan (Preparatory Stage)
§ Tahap meniru (Play Stage)
§ Tahap siap bertindak (Game Stage)
§ Tahap penerimaan norma (Generalized Stage/Generalized other)
ü Agen Sosialisasi
§ Keluarga
§ Teman pergaulan
§ Sekolah
§ Media massa
o
Saran
Pentingnya pengetahuan tentang sosialisasi dan pembentukan
kepribadian yang sekarang harus diterima oleh siswa-siwi sekolah menengah atas,
agar kelak mereka tidak melakukan kesalahan terhadap anak serta mereka dapat
berperan penting dilingkungan masyarakat dengan pengetahuan yang mereka miliki.
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi
– Damsar, 2011. Pengantar Sosiologi Pendidikan.
Penerbit Kencana Prena Media Group : Jakarta.
hedisasrawan.blogspot.com/2013/03/pengertian-sosialisasi-menurut-para-ahli.html
gurupendidikan.com%2F24-pengertian-jenis-dan-tujuan-sosialisasi-menurut-para-ahli-lengkap
Posted by Fadlan Mumtaz
Fadlan Mumtaz Updated at: Thursday, August 15, 2019