Time Delay Relay (TDR)



Memahami perbedaan antara semua fungsi yang tersedia di dalam Time Delay Relay (TDR) yang umumnya dapat mengatasi jadwal tugas dari suatu mesin. Saat mendesain circuit menggunakan Time Delay Relay (TDR), salah satu pertanyaan Time Delay Relay (TDR), mengenai waktu ketika mulai dengan pengaplikasian atau melepaskan voltase, ketika output relay diberi tenaga dan lain sebagainya.

Time Delay Relay (TDR) adalah kontrol mudah dengan delay waktu yang dapat dibuat. Tujuannya untuk mengontrol kegiatan secara tepat waktu. Perbedaan relay dan Time Delay Relay (TDR) adalah ketika kontak terbuka dan kontak tertutup. Ketika mengontrol relay, yang terjadi adalah ketika voltase diaplikasikan dan dilepas dari relay tersebut. Sementara Time Delay Relay (TDR), kontak yang dapat terbuka dan tertutup sebelum atau sesaat ketika delay waktu.

Khususnya, Time Delay Relay (TDR) di trigger oleh metode :
·         Aplikasi masukan voltase
·         Pembukaan atau penutupan sinyal trigger (Semisal Push button, float switch dan lain-lain
·         Saklar kontrol

Untuk dapat dimengerti, ini beberapa definisi yang penting :
o   Voltase Masukan: Kontrol voltase diaplikasikan pada input terminal. Bergantung kepada fungsi, untuk menginisiasi unit setelah memasukan atau memulai ketika trigger diaplikasikan.

o   Sinyal Trigger: Dalam fungsi waktu, sebuah trigger digunakan untuk menginisiasi unit setelah memasukan voltase diaplikasikan. Sebagai catatan, trigger ini diantaranya dapat mengontrol saklar atau tegangan trigger.

o   Keluaran atau output: Setiap waktu Time Delay Relay (TDR) memiliki output atau keluaran yang dapat disebut posisi terbuka dan tertutup pada beban. Perlu dicatat bahwa pengguna harus ada voltase untuk tenaga beban saat perubahan oleh kontak output atau keluaran dari Setiap waktu Time Delay Relay (TDR).


Terjemahan dan revisi dari: https://www.macromatic.com/blog/relays/understanding-time-delay-relay-functions (Diakses pada tanggal 19/04/2020.


Posted by Fadlan Mumtaz
Fadlan Mumtaz Updated at: Sunday, April 19, 2020

Logo UNJ HD

Logo Universitas Negeri Jakarta HD (1MB)
Posted by Fadlan Mumtaz
Fadlan Mumtaz Updated at: Tuesday, March 17, 2020

contoh percakapan pendek 5 orang tentang ulang tahun


Assalamualikum, wr. wb. Kali ini saya akan membagikan artikel bahasa inggris tentang percakapan 5 orang mengenai ulang tahun seseorang. Percakapan ini membawa 5 cakap perorang, jadi terbilang ini percakapan yang tidak terlalu sulit.

One day in the classroom, there are zidan, nasywa, rayhan and Raisha. They are talking about new year.
Nasywa : Happy new years all of my Bestfriend
Zidan : Happy new years too
Rayhan : I wish in this lucky years, I got something that I want
Raisha : Hey, do you know What? Our Friend Won the student award, the golden trophy from the President
Nasywa : OH MY GOD, Are you sure with it??? Who won it
Raisha : She is our Bestfriend, her name is Anindita!!
Rayhan : Really?, I'll call Anin
Nasywa : don't call her. We better make surprised for her
Dinda : Yeah That's a Good Idea, But What is it? I don't have more idea
Nasywa : she always talk about new phone, She always hope it someday
Raisha : Do you mean that you want to give her Phone?
Nasywa : Yes, I have 2 phones and I'll give it one to Anindita.
Suddenly, anindita comes to in the class.
Zidan : look! That is Anin.
Rayhan : Hey Anin!!!(call anin)
Anindita : What's wrong guys ?
Dinda : CONGRATULATION FOR AWARD
Anindita : Thanks But...
Nasywa : Anin, i have something for you
Anindita : What is that? Do you know my birthday now?
Rayhan : YOU'RE ON BIRTHDAY NOW??
Anindita : Yes
Zidan : HAPPY BIRTHDAY ANIN, WISH YOU ALL THE BEST
Rayhan : Happy birthday Anin!
Raisha : wish You luck your life
Anindita : Thank you, Hmm Nasywa, you told me You have something for me? What is it?
Nasywa : Happy birthday Anin , this all your wish became true (give phone)
Anindita : Oh my god Nasywa! I want it So much, thanks.
Finally, anindita get the phone, she was happy and she will never forget this moment.

Posted by Fadlan Mumtaz
Fadlan Mumtaz Updated at: Saturday, August 24, 2019

Contoh debat: Menggunakan plastik minuman di sekolah (pro dan kontra)

Teks Diskusi "Dampak Positif dan Negatif Membawa HP atau Handphone ke Sekolah"


Dalam artikel kali ini saya akan membahas debat. Apa itu debat? Debat merupakan kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan. Keputusan pemenang biasa nya dari kemampuan argumen masing-masing tim. Dalam debat di perlukan public speaking yang baik dalam berbicara, wawasan dan ber-argumentasi. Debat di Sekolah Menengah Atas (SMA) biasanya dimulai dari tesis/mosi yaitu masalah yang akan di bahas dalam berdebat. Lalu di ikuti dengan argumen dari masing-masing tim debat yaitu pihak pro dan kontra. Pro adalah pihak debat setuju terhadap mosi tersebut, sementara pihak kontra adalah pihak debat yang menentang terhadap mosi tersebut. Debat di Sekolah Menengah Atas (SMA) ada 3 sesi yaitu Mosi juga Argumen, Tanya jawab atau berargumen kemudian kesimpulan. Debat biasanya memliki tempo waktu selama 5-9 menit, itupun juga bergantung kepada penyelenggara. Perbedaan Pro dan kontra juga memiliki dinamika yang jelas dalam setiap argumen. Berikut artikel berisi Perbedaan Pro dan kontra secara umum

TEKS DISKUSI DEBAT SECARA BERKELOMPOK
"DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PLASTIK MINUMAN DI SEKOLAH"

1). Isu/Masalah
Banyaknya pelajar menggunakan plastik sebagai alat wadah  dan maraknya botol & plastik makanan dan minuman menyebabkan pelajar terdorong menggunakan plastik untuk minuman di sekolah, tentu bukanlah hal yang asing lagi. Menggunakan plastik minuman memang mempunyai dampak positif, tetapi di sisi lain pasti mempunyai dampak negatif. Seperti yang saat ini marak terjadi beberapa perkara, dikarenakan siswa menggunakan plastik dan langsung membuangnya tanpa daur ulang. Maraknya pemanasan global, kemarau berkepanjangan, sampainya mikro plastik pada lautan hingga dataran dingin paling ujung bumi yaitu kutub utara. Terutama penggunaan plastik yang tidak terkontrol menyebabkan pemanasan global yang cuku signifikan.


2). Argumen (pro/mendukung)
Menggunakan plastik minuman di sekolah para pelajar tentu memiliki beberapa dampak positif  sebagai berikut:  

1.  Dengan menggunakan plastik minuman di sekolah akan meringankan para siswa untuk membawa tasnya yang berat karena pelajaran. Terutama buku yang dibawa siswa. Terlebih jika ada murid yang memiliki banyak tugas. Itu akan membebani
2.  jika menggunakan plastik minuman dan tidak membawa botol akan mencegah kerugian yang lebih besar. Seperti jika ada botol yang dibawa tidak tertutup rapat maka botol tersebut akan tumpah ke buku dan mungkin saja handphone. Tentu saja ini akan merugikan pihak orang tua maupun pihak murid. Ini akan menyebabkan mereka menjemur tas & barang yang terkena atau mencuci yang menghabiskan waktu lebih lama.

3.  Dengan menggunakan plastik minuman di sekolah akan meningkatkan pendapatan kantin sekolah. Ini akan membuat perekonomian mereka naik. Mungkin tidak signifikan akan tetapi secara kontinyu mereka mendapat pemasukan dari para siswa.
4. Menggunakan plastik minuman akan menambah fleksibilitas dan mencegah terlambat pada saat berangkat ke sekolah yang disebabkan persiapan barang yang kurang lengkap. Terlebih jika bangun kesiangan.

3). Argumen (kontra/menentang)
          Dengan berbagai dampak positif ketika menggunakan plastik minuman di sekolah, tentu kita harus lebih bisa melihat kepada dampak negatif apa yang dapat disebabkan ketika pelajar menggunakan plastik minuman di sekolah. Dengan mengetahui beberapa dampak negatifnya, para orang tua siswa, para siswa, dan guru pembimbing atau pihak-pihak lain dapat lebih berpartisipasi. Berikut dampak-dampak negatifnya:

1.   Ketika membali minuman plastik di sekolah maka akan menyumbangkan pemanasan global yang signifikan karena membutuhkan waktu 100 tahun lamanya untuk terurai. Menyebabkan polusi plastik yang amat besar. Tentu saja akan menyebabkan ketidak seimbangan ekosistem sehingga alam akan menyeimbangkan dirinya dengan bencana seperti kemarau, banjir dan sebagainya. Ini membuat manusia merasa dirugikan dan menimbulkan dampak alam yang maha dahsyat. Ini akan terjadi hingga alam menemukan keseimbangannya.
2.   Akan terjadi kerugian akibat menggunakan minuman plastik dikantin sekolah secara kontinyu. Yaitu uang jajan  yang habis karena pergi ke kantin dan terus jajan. Pada dasarnya anak muda jaman sekarang memiliki sifat boros dan saat melewati kantin akan menyebabkan laper mata. Memunculkan rasa ingin jajan yang lain karena ketidaktahanan melihat yang enak.
3.   Menggunakan minuman plastik juga akan menyebabkan kotornya sekolah yang dikarenakan siswanya yang malas untuk membawa botol ke sekolah. Ini akan menyebabkan perasaan tidak nyaman bagi warga sekolah. Akan mencerminkan sifat hidup jorok bagi warga sekolah itu sendiri. Juga diperlukan banyaknya tong sampah untuk meminimalisir ini. Tentu akan membawa dampak besar dalam pengadaan tong sampah dan sekolah akan memerlukan staff kebersihan yang banyak untuk membersihkan sisa sampah dibandingkan membawa minuman ke sekolah.
4.   Membawa minuman ke sekolah sebenarnya menguntungkan bagi siswanya yang mau hidup sehat dikarenakan tidak semua kantin dan tempat penjualan minuman memiliki kebersihan yang sama untuk menyediakan minuman tersebut. Ini dikarenakan faktor budget dan kurangnya perhatian di sekolah maupun pemilik kios itu sendiri.

5). Simpulan/saran
Membawa botol ke sekolah memang mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari, Membawa botol ke sekolah akan meningkatkan kesehatan siswa dari kantin atau pedagang yang jorok. Tetapi aktivitas tentu akan terhambat jika kurang siap untuk mempersiapkannya. Maka dari itu, dibutuhkan kontribusi pihak sekolah untuk menyediakan tempat sampah yang banyak serta menjaga kantin agar tetap bersih juga prima. Dan siswanya sendiri agar dapat sadar akan global warning untuk membuang sampah pada tempatnya serta mencegah mempersiapkan secara mendadak agar tidak telat. Hal apa saja bisa terjadi di luar dugaan sesuai kehendak-Nya, maka, diperlukan kesadaran dari masing-masing pihak agar ini terlaksana dengan semestinya.


Demikian dari artikel ini, kurang lebihnya mohon maaf. 

Saran:
Apabila judul terbalik dengan tema yang kalian inginkan maka rubahlah dengan menghapus dan menggantinya. TERIMA KASIH //

Saran lain artikel debat:
Posted by Fadlan Mumtaz
Fadlan Mumtaz Updated at: Friday, August 23, 2019

Makalah Tentang Sosialisasi-Sosiologi


Makalah
Sosialisasi dalam perkembangan kepribadian dalam lingkungan sosial individu













Disusun:
Muhammad Fadlan Mumtaz
X MIPA 2
NISN: 0002867638
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah memberikan rahmat dan hidayahna sehingga saya menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya dan Shalawat serta salam kepada junjunganTidak lupa ucapan terima kasih kepada orang tua, saudara dan blogger sekalian. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.

Makalah ini saya buat dalam rangka perbaikan nilai ulangan harian 1 semester 2 yaitu Sosiologi. Semoga ini berkesan bagi bapak guru untuk perbaikan nilai ulangan harian ini. Harapan saya semoga dapat menambah pengetahuan bagi para pembacanya.  Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


Depok, Desember 2012
                        Penyusun                      


Muhammad Fadlan Mumtaz







DAFTAR ISI
Kata pengantar ..............................................................................................................................        2
Daftar isi ........................................................................................................................................
.       4
Bab I pendahuluan .........................................................................................................................
        4                              A. Latar belakang................................................................................................................        4              B. Rumusan masalah..........................................................................................................              4              C. Tujuan penelitian ...........................................................................................................            4                              D. Manfaat penelitian ........................................................................................................                4

Bab II
Pembahasan........................................................................................ ..................................      5                              i. Pengertian Sosialisasi.................................................................................... ...................       5                              ii. JenisSosialisasi.................................................................................... .............................8                    iii. Proses Sosialisasi.................................................................................... .........................9         v.Tipe Sosialisasi.................................................................................... ..............................10                               vi. Agen Sosialisasi.................................................................................... ...........................       11

Bab III
Penutup................................ ........................................................... ....................................     13           A. Kesimpulan......................................................................................................................           13                           B. Saran ...............................................................................................................................          13
Daftar pustaka .................................................................................................................................     14












BAB I: Pendahuluan

A.    Latar belakang
Manusia berbeda dari binatang.Perilaku pada binatang dikendalikan oleh instink/naluri yang merupakan bawaan sejak awal kehidupannya. Binatang tidak menentukan apa yang harus dimakannya, karena hal itu sudah diatur oleh naluri. Binatang dapat hidup dan melakukan hubungan berdasarkan nalurinya

Manusia merupakan mahluk tidak berdaya kalau hanya mengandalkan nalurinya.Naluri manusia tidak selengkap dan sekuat pada binatang.Untuk mengisi kekosongan dalam kehidupannya manusia mengembangkan kebudayaan. Manusia harus memutuskan sendiri apa yang akan dimakan dan juga kebiasaan-kebiasaan lain yang kemudian menjadi bagian dari kebudayaannya. Manusia mengembangkan kebiasaan tentang apa yang dimakan, sehingga terdapat perbedaan makanan pokok di antara kelompok/masyarakat. Demikian juga dalam hal hubungan antara laki-laki dengan perempuan, kebiasaan yang berkembang dalam setiap kelompok menghasilkan bermacam-macam sistem pernikahan dan kekerabatan yang berbeda satu dengan lainnya.

Dengan kata lain, kebiasaan-kebiasaan pada manusia/masyarakat diperoleh melalui proses belajar, yang disebut sosialisasi.

B.      Rumusan masalah
Dari semua latar belakang yang kita ketahui,bahwa akan memunculkan stigma dan pertanyaan dalam masyarakat maka di dapatkan rumusan masalah sebagai beriut:
1.      Apa peranan andil faktor agen sosialisasi dalam pengaruh bagi kehidupan kpribadian seseorang?
2.      Bagaimana pengaruh sosialisasi dari prosesnya?
3.      Apa solusi yang tepat untuk mengatasi semua hal ini?

C.      Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1.       Agar dapat mengetahui peranan sosial masing-masing agen
2.       Mengetahui pengaruh proses dari lahir hingga dewasa
3.       Menjelaskan pengertian sosialisasi dan kepribadian
4.       Menjelaskan agen dan jenis- jenis sosialisasi
5.       Menjelaskan factor-faktor pembentuk kepribadian

D.      Manfaat penelitian
Mengembangkan dan mengetahui pengetahuan tentang pentingnya sosialisasi dan pengaruh bagi kehidupan pribadi.

Bab II Pembahasan
A.      Sosialisasi
                 i.            Pengertian Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.

Berikut adalah pengertian sosialisasi menurut para ahli:
·         David Gaslin
Sosialisasi adalah proses pembelajaran yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan tentang nilai-nilai dan norma-norma agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota masyarakat.

·         Soerjono Soekanto
Sosialisasi adalah proses sosial di mana keuntungan membentuk sikap individu untuk berperilaku sesuai dengan perilaku orang-orang di sekelilingnya.

·         Peter L. Berger
Sosialisasi adalah proses pada anak-anak yang sedang belajar untuk menjadi anggota masyarakat. Saat ia pelajari adalah bahwa peran gaya hidup di masyarakat sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma dan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat.

·         Stewart
Sosialisasi adalah proses mendapatkan kepercayaan, sikap, nilai, dan kebiasaan di budaya.

·         Charlotte Buhler
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu belajar dan beradaptasi dengan cara hidup dan cara berpikir kelompok, sehingga ia dapat memainkan peran dan fungsi dalam kelompok.

·         Broom & Selznic
Sosialisasi adalah proses membangun atau menanamkan nilai-nilai kelompok pada diri seseorang.

·         Koentjaraningrat
Sosialisasi adalah seluruh proses dimana seorang individu dari masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal dan menyesuaikan diri dengan orang lain yang tinggal di masyarakat sekitar.

·         Karel J.Veeger
Sosialisasi adalah Suatu proses belajar untuk mengembangkan potensi.

·         Horton & Hunting
Sosialisasi adalah proses dimana seseorang menginternalisasikan norma-norma kelompok di mana ia hidup berkembang menjadi pribadi yang unik.

·         Irvin L. Anak
Sosialisasi adalah proses yang mengharuskan semua individu untuk mengembangkan potensi perilaku mereka yang sebenarnya diyakini benar dan telah menjadi kebiasaan dan sesuai dengan standar kelompok.

·         Kamus bahasa Indonesia
Sosialisasi berarti suatu proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghargai budaya orang-orang di lingkungan mereka.

·         Richter JR
Sosialisasi adalah proses bagi seseorang untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk berfungsi sebagai dibuat untuk orang dewasa serta aktor yang aktif dalam posisi tertentu atau peran dalam masyarakat.

·         Robert M.Z.
Sosialisasi adalah proses mempelajari norma-norma, nilai-nilai, peran, dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan partisipasi efektif dalam kehidupan sosial.

·         Bruce J. Cohen
Sosialisasi adalah proses belajar manusia bagaimana hidup dalam masyarakat untuk memperoleh kepribadian dan membangun kapasitasnya untuk berfungsi baik sebagai individu maupun sebagai anggota.

·         Paul B. Horton
Sosialisasi adalah suatu proses dimana seseorang menghargai dan memahami norma-norma masyarakat di mana ia hidup yang akan membentuk kepribadiannya.

·         John C. Macionis
Sosialisasi adalah pengalaman sosial seumur hidup di mana individu dapat mengembangkan potensi mereka dan belajar pola hidup.

·         Giddens
Sosialisasi sebagai proses yang terjadi ketikaseorang bayi lemah berkembang secara aktif melalui langkah-demi-langkah sampai akhirnya menjadi pribadi menyadari dia secara pribadi berpengetahuan dan terampil akan menjadi cara hidup dalam budaya di mana dia tinggal.

·         WrightWright
Sosialisasi sebagai proses dimana individu memperoleh dan internalisasi budaya kelompok (sampai batas tertentu) norma-norma sosial, sehingga dapat membimbing orang untuk memperhitungkan harapan orang lain.


·         Prof Dr Nasution, SH
Sosialisasi adalah proses membimbing individu ke dalam dunia sosial (sebagai warga negara dewasa).

·         Sukandar Wiraatmaja
Sosialisasi adalah proses belajar dari bayi untuk mengidentifikasi dan memperoleh sikap, pemahaman, ide dan pola perilaku yang disetujui oleh masyarakat.

·         Jack Levin dan James L. Spates
Sosialisasi adalah proses pewarisan dan pelembagaan budaya ke dalam kepribadian individu.

·         Nursal Luth
Sosialisasi adalah suatu proses ketika individu menerima dan menyesuaikan diri dengan masyarakat.

·         Edward Shils
Sosialisasi adalah proses sosial yang dijalankan orang atau lebih kehidupan seorang individu yang membutuhkan untuk pergi melalui untuk menjadi anggota kelompok dan masyarakat melalui kelompok belajar dan budaya masyarakat

Dari tanggapan para ahli di atas bisa didefinisikan bahwa Sosialisasi adalah proses sosial dalam bermasyarakat. Bisa didapatkan bahwa seluruh manusia mengalami sosialisasi sejak dalam janin sekalipun. Melalui sosialisasi, individu belajar menjadi anggota masyarakat, dimana prosesnya tidak semata mata mengajarkan pola pola perilaku sosial kepada individu tetapi juga individu tersebut mengembangkan dirinya atau melakukan proses pendewasaan dirinya.

Manusia sebagai makhluk sosial yang senantiasa mempunyai kecenderung an untuk hidup bersama dalam suatu bentuk pergaulan hidup yang disebut masyarakat. Di dalam kehidupan masyarakat, manusia dituntut untuk mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya melalui suatu proses. Proses penyesuaian diri terhadap masyarakat dalam sosiologi dinamakan proses sosialisasi.

               ii.            Jenis Sosialisasi
Dari beberapa Jenis sosialisasi ada 3, yaitu :
1.    Jenis Sosialisasi Berdasarkan Kebutuhan
Berdasarkan kebutuhan, sosialisasi diklasifikasikan atas sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder. Sosialisasi primer menunjuk pada suatu proses dimana melaluinya seorang anak manusia mempelajari atau menerima pengetahuan, nilai, norma, sikap, perilaku esensial dan harapan agar mampu berpartisipasi efektif dalam masyarakat dan menjadi masyarakat, maka terbagi dua yaitu:
·         Sosialisasi primer merupakan kebutuhan sosial primer atau utama bagi anak manusia karena apabila mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan sosial primer ini, maka mereka akan mengalami “kelumpuhan” berpartisipasi dalam kehidupan sosial.  Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.

Dari sosialisasi primer ini dimulai bagaimana seorang anak mendapat pengaruh kuat dalam sikap, komitmen dan kepribadian di pengaruhi sejak lahir.  Sosialisasi yang pertama kali adalah dari Ibu sang anak tersebut semenjak berada di kandungan. Dalam tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.


·         Sosialisasi sekunder menurut Berger dan Luckman, Sosialisasi sekunder adalah setiap proses selanjutnya yang mengimbas individu yang telah diisolasikan itu ke dalam sektor-sektor baru dari dunia objektif masyarakatnya. Sosialisasi sekunder dalam masyarakat dikenal sebagai resosialisasi.

Resosialisasi secara harfiah berarti sosialisasi kembali yaitu suatu proses mempelajari norma, nilai, sikap dan juga perilaku baru agar sebanding dengan situasi baru yang mereka hadapi dalam kehidupan. Henslin mengatakan bahwa resosialisasi terjadi setiap kita mempelajari sesuatu yang berbeda, bahkan bisa bertentangan dengan kondisi awal. Sebagian besar resosialisasi bersifat lembut, dengan hanya melibatkan modifikasi kecil pada hal-hal yang telah dipelajari. Namun juga bersifat sangat kuat.

Resosialisasi dapat terjadi dalam bentuk sosialisasi antisepatoris, yaitu sosialisasi yang terjadi bagi orang yang akan memainkan suatu peran baru. Belajar memainkan peran sebelum memegang peranan ini terjadi dalam berbagai aktivitas masyarakat, misalnya magang dalam suatu jabatan sebelum seseorang benar-benar menduduki jabatan ini atau menjalani masa uji coba sebelum diterima sebagai pegawai tetap.


2.    Jenis sosialisasi berdasarkan cara atau pola yang dipakai
Menurut Kamanto Sunarto jenis sosialisasi berdasarkan cara yang digunakan dapat berlangsung dalam dua bentuk, yaitu:
·         Pertama, Sosialisasi Represif yaitu sosialisasi yang menekankan pada kepatuhan anak dan penghukuman terhadap perilaku yang dinilai buruk. Kedua, Sosialisasi partisipasif ialah sosialisasi yang menekankan pada otonomi anak dan memberikan imbalan terhadap perilaku anak yang baik. Sosialisasi ini amat menekankan hukuman jika anak berbuat salah sehingga terkadang jenis sosialisasi ini cenderung  membuat anak membangkang dan manja.
·         Sosialisasi partisipatif akan menghasilkan anak yang lebih mandiri, memiliki kemampuan memimpin dan bekerja sama yang lebih baik dibandingkan pola sosialisasi represif. Jenis sosialisasi ini lebih besifat mendukung kepada anaknya yaitu dengan cara anak memiliki pilihan namun tetap terkontrol.

Pola sosialisasi berdasarkan cara yang digunakan secara berbeda ini akan memengaruhi anak dalam tingkat kemandirian, kepemimpinan dan pada kemampuan dia untuk bekerja dengan orang lain. Pola sosialisasi berdasarkan cara yang digunakan secara berbeda ini akan memengaruhi anak dalam tingkat kemandirian, kepemimpinan dan pada kemampuan dia untuk bekerja dengan orang lain.

3.    Jenis Sosialisasi berdasarkan cara atau pola yang dipakai Bila sosialisasi dilihat berdasarkan keberadaan perencanaannya, maka sosialisasi dapat mengambil bentuk sosialisasi yaitu:
·         Sosialisasi berdasarkan perencanaan adalah sosialisasi yang dilakukan atas dasar rencana yang berkelanjutan dan sistematis. Jenis sosialisasi berdasarkan perencanaan dapat ditemukan dalam dunia pendidikan formal seperti sekolah dan perguruan tinggi serta pendidikan non formal seperti kursus dan pelatihan. Dalam sosialisasi berdasarkan perencanaan, dari semua tujuan pembelajaran, proses, materi dan penilaian telah dikonstruksi secara matang. Karena semuanya telah dikonstruksi secara matang, maka semuanya terukur, dapat dievaluasi dan dapat dimonitor.
·         Sosialisasi tanpa perencanaan terjadi dalam proses interaksi yang terjadi dalam masyarakat, misalnya dalam kelompok teman sebaya, keluarga atau lingkungannya. Sosialisasi tanpa perencanaan dilakukan melalui sikap, perilaku dan struktur aktual dari orang tua atau anggota senior dari masyarakat.
             iii.            Tipe Sosialisasi
Tipe sosialisasi terbagi menjadi dua yaitu
·         Formal
Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara, seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer.

·         Informal
Sosialisasi tipe ini terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.

Baik sosialisasi formal maupun sosialisasi informal tetap mengarah kepada pertumbuhan pribadi anak agar sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di lingkungannya. Dalam lingkungan formal seperti di sekolah, seorang siswa bergaul dengan teman sekolahnya dan berinteraksi dengan guru dan karyawan sekolahnya. Dalam interaksi tersebut, ia mengalami proses sosialisasi. dengan adanya proses sosialisasi tersebut, siswa akan disadarkan tentang peranan apa yang harus ia lakukan. Siswa juga diharapkan mempunyai kesadaran dalam dirinya untuk menilai dirinya sendiri. Misalnya, apakah saya ini termasuk anak yang baik dan disukai teman atau tidak? Apakah perliaku saya sudah pantas atau tidak?

              iv.            Proses Sosialisasi
·  Tahap persiapan (Preparatory Stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini juga anak-anak mulai melakukan kegiatan meniru meski tidak sempurna.

Contoh: Kata "makan" yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan "mam". Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama-kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.

·        Tahap meniru (Play Stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diharapkan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni dari mana anak menyerap norma dan nilai. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti (Significant other)

·        Tahap siap bertindak (Game Stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubunganya semakin kompleks. Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya di luar rumah. Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya.

·        Tahap penerimaan norma kolektif (Generalized Stage/Generalized other)
Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tetapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama—bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya—secara mantap. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

                v.            Agen Sosialisasi
Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu sama lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani oleh individu dalam situasi konflik pribadi karena dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan. Berikut ini adalah agen-agen sosialisasi:

o Keluarga
Bagi keluarga inti (nuclear family) agen sosialisasi meliputi ayah, ibu, saudara kandung, dan saudara angkat yang belum menikah dan tinggal secara bersama-sama dalam suatu rumah. Menurut Gertrudge Jaeger peranan para agen sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak sepenuhnya berada dalam ligkugan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.

o Teman pergaulan
Teman pergaulan (sering juga disebut teman bermain) pertama kali didapatkan manusia ketika ia mampu berpergian ke luar rumah. Dalam kelompok bermain, anak dapat mempelajari peraturan yang mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan juga mempelajari nilai-nilai keadilan.

o Sekolah
Menurut Dreeben, dalam lembaga pendidikan formal seseorang belajar membaca, menulis, dan berhitung.

o Media massa
Yang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film)

































Bab III
Penutup
o   Kesimpulan

ü  Sosialisasi adalah ilmu yang memplajari masyarakat atau sosialisasi adalah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
ü  Jenis Sosialisasi:
§  Berdasarkan kebutuhan
§  Sosialisasi Primer
§  Sosialisasi Sekunder
§  berdasarkan cara atau pola yang dipakai
§  Sosialisasi Represif 
§  Sosialisasi partisipatif
§  berdasarkan cara atau pola yang dipakai
§  Sosialisasi berdasarkan perencanaan 
§  Sosialisasi tanpa perencanaan 
ü  Tipe Sosialisasi
§  Formal
§  Informal
ü  Proses Sosialsasi
§  Tahap persiapan (Preparatory Stage)
§  Tahap meniru (Play Stage)
§  Tahap siap bertindak (Game Stage)
§  Tahap penerimaan norma (Generalized Stage/Generalized other)
ü  Agen Sosialisasi
§  Keluarga
§  Teman pergaulan
§  Sekolah
§  Media massa


o   Saran
Pentingnya pengetahuan tentang sosialisasi dan pembentukan kepribadian yang sekarang harus diterima oleh siswa-siwi sekolah menengah atas, agar kelak mereka tidak melakukan kesalahan terhadap anak serta mereka dapat berperan penting dilingkungan masyarakat dengan pengetahuan yang mereka miliki.
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisasi
– Damsar, 2011. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Penerbit Kencana Prena Media Group : Jakarta.
hedisasrawan.blogspot.com/2013/03/pengertian-sosialisasi-menurut-para-ahli.html
gurupendidikan.com%2F24-pengertian-jenis-dan-tujuan-sosialisasi-menurut-para-ahli-lengkap

Posted by Fadlan Mumtaz
Fadlan Mumtaz Updated at: Thursday, August 15, 2019